Cerita Bos Jalan Tol Jusuf Hamka Rasakan Gempa saat di Mal Bangkok

- Jusuf Hamka, pengusaha dan bos jalan tol, mengalami gempa di Mal Platinum, Bangkok.
- Dalam kepanikan, Jusuf dan istrinya harus berjalan kaki 15 kilometer karena kesulitan mencari taksi.
Jakarta, IDN Times - Pengusaha dan bos jalan tol, Jusuf Hamka sedang berada di Mal Platinum, Bangkok ketika gempa berkekuatan 7,7 skala richter menggoyang Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3/2025). Ia sedang duduk menunggu sang istri berbelanja di sebuah kursi panjang di lantai dua pusat perbelanjaan itu.
Selang 5 menit kemudian, kursi panjang itu mendadak bergoyang. Ia pikir itu disebabkan oleh remaja yang duduk di sampingnya. Tetapi, remaja itu justru sedang menulis pesan di ponselnya. Ia pun menyadari itu gempa ketika baju-baju yang dipajang di toko-toko berjatuhan.
"Saya langsung lompat dari kursi saya dan bergegas ke eskalator. Rupanya eskalator itu menuju sampai ke basement. Saat tiba di basement, saya sudah melihat banyak orang yang lari," tulis Jusuf membagikan kesaksiannya di akun media sosialnya, dikutip Minggu (30/3/2025).
IDN Times telah meminta izin kepada Jusuf Hamkauntuk mengutip kesaksian tersebut.
Lantaran banyak pengunjung yang panik dan ketakutan, Jusuf nyaris jatuh saat sedang mencari istrinya.
"Saya sempat tersandung koper yang dipajang di toko. Untungnya saya berhasil menemukan istri tercinta," tutur dia.
Jusuf dan istri berlari keluar dari mal. Keduanya berlindung di bawah kolong jembatan yang ada di depan Mal Platinum.
1. Jusuf Hamka dan istri kesulitan cari taksi untuk pulang

Situasi Bangkok dua hari yang lalu, kata Jusuf, benar-benar chaos dan macet parah. Ia pun kesulitan mencari taksi untuk menuju ke hotel. Alhasil, ia dan isteri berjalan kaki sejauh 15 kilometer untuk menuju ke hotel.
"Saya mau mencari taksi pun gak bisa di Bangkokkarena sudah chaos," katanya.
Meski panik, ia merasa bersyukur karena masih bisa selamat. Jusuf kemudian pergi ke Pasar Chatuchak dan melihat sendiri gedung setinggi 30 lantai ambruk. Ia menilai masih ada berkah gedung yang ambruk itu belum rampung dibangun.
"Kalau udah jadi, berapa ribu orang yang diperkirakan bisa meninggal?" tanyanya.
Ia mendengar gedung pencakar langit itu akan dijadikan pusat perbelanjaan. Jusuf sendiri mengaku hingga hari ini, ia dan keluarga masih berada di Bangkok.
"Saya dan istri masih ada di Bangkok hingga hari ini," ujar Jusuf kepada IDN Times melalui pesan pendek.
2. Jusuf doakan korban reruntuhan yang selamat bisa segera dievakuasi

Jusuf ikut pum mendekati lokasi gedung setinggi 30 lantai yang sudah ambruk. Berdasarkan laporan dari stasiun berita BBC ada 96 pekerja yang hilang. Delapan di antaranya ditemukan dalam keadaan tewas.
Jusuf mengaku prihatin dan ikut berduka cita. Namun, Jusuf menilai konstruksi pembangunan setinggi 30 lantai itu ada yang janggal. Sebab, satu-satunya gedung yang ambruk hanya gedung itu.
"Ini gedung yang belum jadi lho. Konstruksinya harusnya kuat. Bagaimana kalau dia sudah jadi? Tidak ada gedung lain yang runtuh seperti ini di Thailand. Hanya satu. Berarti kontraktornya ini gak bener. Pasti main bahan, mulai dari besi-besi dan pondasinya," tutur dia.
3. Prabowo ucapkan duka cita mendalam

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto turut prihatin dengan gempa Myanmar dan Thailand. Ia menyampaikan pesan itu melalui akun resmi X miliknya.
“Saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya,” kata Prabowo dalam unggahan yang dibagikan pada Jumat (28/3) malam.
Prabowo mengatakan, pikiran dan doa Indonesia menyertai rakyat kedua negara selama masa sulit tersebut.
"Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak," kata Jenderal TNI Purnawirawan ini.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri juga menyampaikan belasungkawa atas gempa Myanmar dan Thailand. Melalui akun @Kemlu_RI di X, pemerintah menyebut akan memberikan bantuan ke dua negara itu, khususnya pada wilayah paling terkena dampak.
Dalam pesan yang sama, Kemlu meminta Warga Negara Indonesia yang terdampak gempa untuk menghubungi hotline KBRI Yangon (+9595037055) atau KBRI Bangkok (+65929031103).