Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Danpuspomal: 3 Anggota TNI AL yang Tembak Bos Rental Jadi Tersangka

Ilustrasi Penembakan. (IDN Times/Sukma Shakti)
Intinya sih...
  • Tiga anggota TNI AL yang ditembak bos rental mobil kini menjadi tersangka dan ditahan.
  • Senjata yang digunakan merupakan milik anggota TNI AL, Sertu AA, yang disebut sebagai Aide De Camp.
  • Bos rental mobil menyatakan tidak melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI AL, merasa kesulitan mencari keadilan di negara ini.

Jakarta, IDN Times - Komandan Pusat Polisi Militer TNI AL (Danpuspomal), Laksamana Muda TNI Samista, mengatakan jika tiga anggota TNI Angkatan Laut (AL) yang diamankan dalam kasus penembakan bos rental mobil, kini sudah berstatus tersangka. Ketiganya sudah resmi ditahan. 

"Jadi, mereka sudah resmi menjadi tersangka. Kami sedang melakukan rapat untuk terus mencari alat-alat bukti," ujar Samista kepada IDN Times melalui telepon pada Selasa (7/1/2025). 

Salah satu benda yang dijadikan alat bukti adalah senjata yang digunakan salah satu tersangka untuk menembak bos rental mobil, IA dan RAB. RAB kini masih dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. 

"Iya, tentu saja termasuk senjata juga kami jadikan alat bukti," tutur dia. 

Sementara, mengenai senjata yang digunakan untuk menembak dua warga sipil diketahui merupakan milik anggota TNI AL, Sertu AA. Sertu AA kini sudah menjadi tersangka. 

Panglima Koarmada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata memastikan senjata yang digunakan untuk menembak masuk ke dalam inventaris karena Sertu AA merupakan Aide De Camp atau ajudan.

"Senjata itu melekat kepada AA karena dia ADC. ADC ini maksudnya ajudan," ujar Denih ketika dikonfirmasi pada hari ini. 

1. TNI AL akan evaluasi soal penggunaan senjata api

Pangkoarmada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata (kanan) ketika memberikan keterangan pers di Makoarmada I, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)

Laksdya Denih tak menampik bakal melakukan evaluasi terhadap penggunaan senjata di satuannya. Meski begitu, ia tetap bersikukuh, alasan penggunaan senjata itu lantaran salah satu anggota TNI AL, Sertu AA, telah dikeroyok 15 orang di Rest Area KM 45.

"Tapi, sebetulnya karena pengeroyokan juga kan tidak berpikir risiko kalau orang yang dikeroyok itu (akan) mati," ujar Denih ketika memberikan keterangan pers di Makoarmada I, Jakarta Pusat pada Senin kemarin. 

Ia menambahkan, senjata yang dimanfaatkan anggota TNI AL sudah melekat ke dirinya. Fungsinya, kata Denih, untuk pengamanan diri dan atasannya. 

"Karena kalau misalkan terjadi sesuatu terhadap atasannya, maka orang pertama yang melekat itu lah yang mengamankan," tutur dia. 

Sehingga, bila dalam keadaan terdesak pasti akan mencari sesuatu untuk membela diri. 

2. Anak korban bantah narasi telah mengeroyok prajurit TNI AL

Agam Muhammad Nasrudin ketika mendatangi Makoarmada I, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara, dua putra dari bos rental mobil, Agam Muhammad Nasrudin (26) dan Rizki Agam Saputra (24) ikut hadir di dalam pemberian keterangan pers pada Senin kemarin. Namun, keduanya menyayangkan ada banyak narasi yang tidak tepat disampaikan ke ruang publik, salah satunya tidak ada aksi pengeroyokan yang dilakukan pihak rental mobil terhadap anggota TNI AL. 

Agam mengatakan, sejak awal mereka sudah mengatakan sebagai pemilik rental mobil, dan tengah berusaha mengambil Honda Brio warna jingga. Sebab, mereka menduga mobil tersebut akan dicuri penyewa berinisial AS. Indikasi pencurian itu terlihat dari tiga GPS (Global Positioning System) yang dua di antaranya sudah mati. 

"Kami tidak mengeroyok (anggota TNI AL). Kami sudah menyarankan persuasif di area Saketi, tapi tiba-tiba ada statement pengeroyokan. Saya merasa susah banget mencari keadilan di negara ini Karena gak sesuai dengan fakta yang terjadi," katanya, sambil berlinang air mata. 

Agam dan Rizki masih terpukul, lantaran ayah mereka tewas ditembak prajurit TNI AL yang diduga menjadi bagian dari penadah mobil curian. 

3. Dua dari tiga prajurit TNI AL yang kini ditahan merupakan pasukan khusus Kopaska

Agam Muhammad Nasrudin ketika mendatangi Makoarmada I, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara, Laksdya Denih mengatakan dua dari tiga prajurit TNI AL itu berasal dari kesatuan Kopaska Armada I. Mereka berinisial Sertu AA dan Sertu RH, sedangkan Kepala Kelasi BA bekerja di KRI Bontang. 

Komandan Pusat Polisi Militer TNI AL (Danpuspomal), Laksamana Muda TNI Samista membantah sudah ada skenario tertentu dalam peristiwa pada 2 Januari 2025 lalu di KM 45 Rest Area Tol Jakarta-Merak.

"Jadi, peran yang tiga orang ini sebenarnya adalah rekan. Tidak ada misalkan 'oh ini perannya sebagai eksekutor, oh ini untuk tindak lainnya, tidak'. Karena ini ada sebagai rekan," kata Samista di Makoarmada I, Jakarta Pusat pada Senin kemarin. 

Bahkan, KLK BA dan Sertu AA masih memiliki hubungan keluarga. KLK BA merupakan paman dari Sertu AA. Pangkal permasalahan insiden ini dari penyewaan mobil Honda Brio berwarna jingga keluaran tahun 2021 dengan nomor polisi B 2696 KZO.

Mobil itu disewa kepada tersangka pertama, AS selama tiga hari. Namun, diduga AS berniat mencuri mobil itu. S

Setelah ditelusuri mobil itu sudah berpindah tangan ke tiga anggota TNI AL. Namun, TNI AL sejauh ini menepis anggotanya menjadi penadah mobil curian. Ketiganya disebut murni melakukan transaksi jual beli mobil. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Ilyas Listianto Mujib
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us