Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demi Menang di 2024, Ganjar dan Prabowo Akan Berebut Endorse Jokowi

Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto (IDN Times/Aryodamar | ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai sejumlah bakal calon presiden (bacapres) akan berebut dukungan dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Jika melihat dinamika politik saat ini, menurut Arifki, setidaknya ada dua bacapres yang berupaya mendapat 'endorse' dari Jokowi, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Dukungan Jokowi bakal diperebutkan oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024," kata Arifki dalam keterangannya kepada IDN Times, Selasa (30/5/2023).

1. Jokowi dinilai juga punya kepentingan di Pilpres 2024

Presiden Jokowi resmikan Gedung Papua Youth Creative Hub, Selasa (21/3/2023). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Arifki menuturkan, dukungan yang diperebutkan bacapres itu menunjukkan posisi Jokowi sebagai real king maker. Di sisi lain, juga memperlihatkan posisi Jokowi yang punya kepentingan tertentu dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

"Munculnya kode-kode capres yang diharapkannya dan dukungan relawan yang ikut dengan irama politik Jokowi," tutur dia.

2. Jokowi dan keluarganya punya pesona besar

Gibran dan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden Prabowo Subianto (dok Humas Prabowo)

Oleh sebabnya, kata Arifki, Jokowi maupun keluarganya akan tetap memiliki pesona besar di Pilpres 2024. Capres dan cawapres bakal memanfaatkan kedekatan dengan Jokowi maupun keluarganya untuk mendapatkan dukungan.

"Sehingga wajar Jokowi dan keluarganya bakal dinilai tidak mendukung satu capres saja. Pilpres 2024 itu adalah pertarungan daya tawar," jelas dia.

3. Jokowi tak punya kekuatan parpol, tapi posisinya strategis

Presiden Jokowi pada Jumat (10/3/2023) blusukan ke Pasar Mandenrejo, Blora (dok. Sekretariat Presiden)

Jokowi memang tidak memiliki kekuatan partai politik, tetapi posisinya sebagai presiden lebih strategis menentukan arah politik pasca-2024. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu diprediksi akan memanfaatkan kekuatan relawan untuk menentukan siapa yang layak dia dukung.

"Sebagai bukan ketua umum atau pemilik partai, Jokowi sepertinya bakal memanfaatkan kekuatan relawan dan posisinya sebagai presiden untuk menentukan siapa yang layak sebagai penggantinya. Para capres bakal lebih dulu mendekat kepada Jokowi dibandingkan melakukan negosiasi dengan partai”, imbuh Arifki. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yosafat Diva Bayu Wisesa
EditorYosafat Diva Bayu Wisesa
Follow Us