Deolipa Yumara Laporkan Wali Kota Depok ke Polda Metro Jaya

Depok, IDN Times - Kuasa hukum para orangtua siswa SDN Pondok Cina 1, Deolipa Yumara, telah secara resmi melaporkan Wali Kota Depok Mohammad Idris, ke Polda Metro Jaya. Pada laporannya tersebut, Idris dianggap telah menelantarkan siswa SDN Pondok Cina 1.
Deolipa Yumara dalam keterangannya mengatakan, laporan itu dilakukan atas namanya sendiri, dan tidak sama sekali melibatkan para orangtua siswa.
"Iya saya lapor pakai nama saya sendiri, bukan perwakilan orangtua siswa," ujar Deolipa kepada IDN Times, Rabu (14/12/2022).
1. Idris dilaporkan terkait UU Perlindungan Anak

Deolipa beralasan, pelaporan terhadap Wali Kota Depok tersebut dengan mengatasnamakan dirinya sendiri, karena tidak ingin melibatkan para orangtua murid. Menurutnya, siapapun dapat melaporkan terkait UU Perlindungan Anak, khususnya Pasal 77 jo 76 a UU perlindungan anak nomor 35 tahun 2014.
"Jadi saya tidak mau melibatkan orangtua murid lebih jauh, sehingga saya tidak sebagai kuasa hukum dalam melaporkan ini, tapi sebagai pribadi," jelas Deolipa.
Deolipa melaporkan Idris ke Polda Metro Jaya pada Selasa (13/12/2022) dengan nomor surat LP/B/6354/XII/2022/SPKT/Polda Metro Jaya. Sebelumnya Deolipa sudah melakukan konsultasi ke Polda Metro Jaya pada bagian Subnit PPA.
"Sebelumnya saya sudah berkonsultasi dan laporan kami akhirnya diterima," terang Deolipa.
2. Sudah sebulan siswa belajar tanpa guru di SDN Pondok Cina 1

Kata Deolipa, Idris telah menelantarkan siswa SDN Pondok Cina 1, dan telah melakukan diskriminasi. Hal itu dikarenakan siswa tidak mendapatkan pembelajaran sehingga menimbulkan kerugian materil dan non materil.
"Sejak 13 November sampai 13 Desember, siswa tidak bersekolah dan tidak disediakan guru di SDN Pondok Cina 1," jelas Deolipa.
Deolipa mengaku heran, karena pada umumnya banyak guru yang tak memiliki siswa. Sementara yang terjadi di SDN Pondok Cina 1, siswa justru tidak memiliki guru. Deolipa pun memastikan telah menyiapkan bukti dan dokumen atas laporannya ke Polda Metro Jaya.
"Bisa disaksikan sekarang di SDN Pondok Cina 1, muridnya ada, tapi gurunya enggak ada," kata Deolipa.
3. Mahasiswa menolak penggusuran paksa SDN Pondok Cina 1

Sementara itu, puluhan mahasiswa bergabung dengan orangtua siswa saat melakukan aksi di SDN Pondok Cina 1, Kecamatan Beji, Kota Depok, Selasa (13/12/2022). Pada aksi tersebut, mahasiswa melakukan orasi memberi dukungan kepada orangtua siswa dan mendesak pada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk membatalkan rencana relokasi sekolah tersebut.
Salah seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Fawwaz, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk kepedulian terhadap orangtua siswa SDN Pondok Cina 1. Selain dari UI, terdapat sejumlah mahasiswa dari Universitas Gunardarma, BSI, dan Uhamka.
"Sekitar 50 orang yang melaksanakan aksi dari mahasiswa dan orangtua siswa," ujar Fawwaz kepada IDN Times, Selasa (13/12/2022).
Fawwaz menuturkan, mahasiswa melakukan aksi di depan SDN Pondok Cina 1 untuk membantu perjuangan orangtua siswa. Mahasiswa ikut membantu menolak penggusuran SDN Pondok Cina 1.
"Kita menolak adanya penggusuran paksa atau pun pembumihangusan yang dilakukan secara semena-mena," tutur dia.
Mahasiswa tidak menginginkan Pemkot Depok melakukan kesewenangan dengan menggusur SDN Pondok Cina 1. "Kita menolak penggusuran secara semena-mena yang dilakukan Satpol PP ataupun elemen lain yang dikerahkan Pemkot Depok," terang Fawwaz.