Doni Monardo: Didi Kempot Figur Penggerak Masyarakat Melawan COVID-19

Jakarta, IDN Times - Penyanyi dan penulis lagu campursari, Didi Kempot, mengembuskan napas terakhir pada Selasa (5/5). Sebelum wafat, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo sempat menjalin komunikasi dengan sang maestro musik tradisional Indonesia ini.
Hal ini berawal ketika anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Suryopratomo dan staf tenaga ahlinya bernama Egi Masadiah, meminta dia untuk memberikan testimoni kepada Didi Kempot.
"Tentang apa yang telah dilakukan (Didi Kempot) termasuk menyampaikan ucapan terima kasih. Itu saya lakukan hari Sabtu (2/5), 3-4 hari yang lalu," ujarnya dalam acara 'Ngobrol Seru' dalam live Instagram bersama IDN Times, Selasa (5/5) malam.
1. Para seniman bisa menjadi pahlawan kemanusiaan melawan COVID-19

Testimoni tersebut direkam dalam sebuah video. Doni mengatakan, isi rekaman itu menganalogikan bahwa, para pahlawan zaman dulu menggunakan senjata untuk mengusir penjajah. Sedangkan pahlawan masa kini yang menangani pasien COVID-19 adalah dokter.
Hal ini karena, mereka menyelamatkan banyak nyawa masyarakat. Tak terkecuali, para budayawan dan seniman yang bisa menjadi pahlawan kemanusiaan.
"Karena mereka bisa mengajak masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan. Nah, itu pesan yang disampaikan kepada Mas Didi Kempot," jelas Doni.
2. Didi Kempot bisa menggerakkan masyarakat bersatu melawan COVID-19

Doni mengatakan, pihaknya bersama Didi Kempot berencana membuat sebuah program, yang intinya membangun sebuah narasi agar masyarakat tidak terpapar virus COVID-19. Narasi itu seperti jaga jarak, jaga diri sendiri, jaga keluarga, jaga lingkungan, menjaga ketahanan kesehatan hingga bersatu.
Doni mengatakan, yang dimaksud bersatu adalah bagaimana semua masyarakat bisa bersatu untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19.
"Jadi yang pertama itu berjaga untuk terhindar dari terpapar COVID-19. Bersatu itu supaya tidak terkapar karena kehilangan pekerjaan," jelas Doni yang juga menjabat sebagai Kepala BNPB ini.
Doni melanjutkan, poin selanjutnya adalah berjaya untuk menuju suatu keberhasilan. Sebagai contoh, Indonesia diharapkan terbebas dari COVID-19 pada 17 Agustus mendatang.
"Tapi ini kan semua harus didukung dengan seluruh komponen untuk disiplin untuk patuh untuk taat begitu," jelasnya.
"Nah, mas Tommy (Suryopratomo) mengatakan, perlu ada satu figur yang bisa menggerakkan seluruh kekuatan masyarakat kita agar bisa ikut dalam program ini. Nah, beliau menyarankan figurnya adalah Mas Didi Kempot," ungkapnya lagi.
3. Didi Kempot meninggal karena sakit jantung

Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5) pukul 07.45 WIB. Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah, dr. Divan Fernandez mengatakan, Didi meninggal karena penyakit jantung.
"Masuk rumah sakit sudah dalam kondisi tidak sadar. Diagnosa awal serangan jantung," ungkapnya dalam siaran langsung di Kompas TV, Selasa (5/5) pagi.
Kakak kandung Didi Kempot, Liliek Subagyo mengatakan, Didi sama sekali tak menunjukkan gejala penyakit. Bahkan, Didi sempat melakukan rekaman ulang terhadap salah satu lagunya.
Namun sebelum meninggal, Didi mengaku dalam kondisi kelelahan. Dia juga memiliki riwayat penyakit asma.
4. Didi Kempot dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur

Jenazah Didi Kempot dimakamkan pemakaman di Majasem, Desa Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Kakak Didi Kempot, Liliek Subagyo mengatakan, sang adik akan dimakamkan di sana atas permintaan istrinya.
"(Dimakamkan di Ngawi) atas permintaan nyonyanya, istrinya. Atas permintaan keluarga juga. Dekat (makam) Mamiek (Prakoso) juga," ungkapnya.
Sebelum meninggal, Didi sempat menggelar Konser Amal dari Rumah pada 11 Maret lalu yang disiarkan lewat Kompas TV. Dari Konser tersebut, 'Godfather of Broken Heart' ini berhasil menggalang dana sekitar Rp7,6 miliar.