Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

DPR Sebut Bisnis Haram Tambang Galian C Sering Jadi Bancakan Aparat

Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil sampaikan harapan ke pimpinan KPK baru. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Kasus polisi tembak polisi terjadi karena berebut cuan di bisnis tambang galian C.
  • Galian C menjadi sumber penghasilan haram bagi oknum aparat penegak hukum dan pemerintahan di daerah.
  • Kapolri diharapkan menutup semua bisnis tambang galian C ilegal di Indonesia untuk melindungi lingkungan dan ekosistem.

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil menduga kasus polisi tembak polisi, yang melibatkan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar dan Kabag Ops AKP Dadang Iskandar, terjadi karena berebut cuan di bisnis tambang galian C.

Dia menyebut bisnis haram galian c ini diduga sering kali menjadi bancakan bagi oknum aparat penegak hukum hingga pemerintahan di level bawah sampai kecamatan sebagai sumber penghasilan mereka.

"Memang ini kan yang terjadi di sini hampir di semua daerah ada yang sama seperti itu memang jadi bancakan juga," kata Nasir Djamil saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (22/11/2024).

"Sering memang terjadi, itu jadi sumber penghasilan lah, karena banyak galian itu yang liar yang ilegal, yang tidak resmi gitu dibeking sama oknum-oknum aparat," imbuh dia lagi.

1. Kasus di Sumbar membuka kotak pandora bisnis haram galian c

Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil sampaikan harapan ke pimpinan KPK baru. (IDN Times/Amir Faisol)

Nasir Djamil menegaskan, kasus ini seolah membuka kotak pandora bisnis haram galian C yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

"Ya itu seperti sebenarnya membuka kembali kotak pandora. Orangpun sudah tau sebenarnya. Aliran itu kan bukan ke oknum polisi saja, ada oknum-oknum lain," kata Nasir Djamil.

"Pasti kan sudah terbuka galian C itu kan semua orang lihat. Jadi kalau itu tidak legal. Tentu orang-orang yang punya pengaruh yang bisa mengaksesnya," lanjut dia lagi.

Di sisi lain, menurut dia kasus ini seperti fenomena gunung es. Ia meyakini kasus seperti ini juga banyak terjadi di daerah lain di Indonesia.

"Sangat disayangkan bahwa polisi tembak polisi hanya karena soal tambang galian c. Patut diduga karena berebut cuan dari galian c," kata dia.

2. Momentum bagi Kapolri tutup celah bisnis haram galian c

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Satu sisi bisnis Galian C ini, menurut dia, menjadi pekerjaan masyarakat, tapi di sisi lain karena tidak legal, keberadaannya, semakin tidak beraturan, sehingga mengancam ekosistem yang ada di sekitar wilayah itu.

Kasus ini menurut dia menjadi momentum yang baik bagi Kapolri untuk menutup celah semua bisnis harama Galian C di Indonesia.

"Kita harapkan ini momentum bagi Kaplori untuk menutup semua galian c yang tidak berijin. Jadi Galian C dan tambang-tambang ilegal sebaiknya untuk segera ditutup kapolri," ujar dia.

"Ini momentum bagus bagi kapolri. Karena kerusakan lingkungan, ekosistem lingkungan, macem-macem itu kan merusak itu. Jadi itu momentum bagus bagi Kapolri untuk menutup galian c dan pertambangan ilegal lainnya di Indonesia," sambung Nasir.

3. Pelaku dinilai layak dihukum mati

Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil sampaikan harapan ke pimpinan KPK baru. (IDN Times/Amir Faisol)

Lebih jauh, Nasir Djamil, mengatakan Kabag Ops AKP Dadang Iskandar, yang diduga menjadi pelaku penembakan terhadap Kasatreskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Anshar itu, layak dipertimbangkan untuk dihukum mati.

"Iya dong. Itu menurut saya layak juga dipertimbangkan. Karena dia membunuh polisi dalam keadaan sadar. Hukuman yang layak dihukum mati. Kalau saya begitu," kata dia.

" Sangat memalukan dan melenceng dari polisi presisi. Ini seperti gunung es yang tidak pernah diselesaikan," imbuhnya lagi.

Diketahui, Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar diduga menembak Kasat Reskrim AKP Ulil Ryanto Anshari di parkiran Polres Solok Selatan, Jumat (22/11/2024) dini hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us