Fenomena Penolakan Gibran Maju di 2024 Dinilai Kerdilkan Anak Muda

Jakarta, IDN Times - Dinamika perdebatan soal kepemimpinan muda mencuat sejak Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka maju dalam kontestasi Pilpres 2024 sebagai cawapres dari capres Prabowo Subianto.
Sebelum itu, polemik juga lantaran Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal gugatan batas minimal usia calon presiden yang dikabulkan bersyarat.
Terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Strategic, Sutarto Hadi, menilai bahwa keberpihakan dan afirmasi kepada anak muda itu harus diperjuangkan.
1. Banyak warganet di medsos kerdilkan peran anak muda

Menurut Sutarto keberpihakan kepada anak muda harus diupayakan oleh berbagai pihak karena bagian dari regenerasi kepemimpinan.
Dia lantas mengaku heran dengan sikap segelintir orang yang mengkerdilkan peran anak muda.
"Regenerasi itu niscaya. Karena itu keberpihakan pada kaum muda itu menurut saya gak bisa ditawar," kata dia dalam keterangannya kepada IDN Times, Senin (30/10/2023).
"Saya lihat banyak komen berseliweran di beranda media sosial, melecehkan orang muda. Sementara prestasinya sendiri tak jelas," lanjut dia.
2. Politikus yang rendahkan anak muda dikritisi

Sutarto lantas mengkritisi kampanye mengenai regenerasi kepemimpinan yang tak sejalan dengan dinamika yang terjadi di lapangan.
Dia menekankan pentingnya politikus mendorong peran anak muda sebagai pemimpin.
"Ini kan ironi. Puluhan tahun kita kampanye bahwa generasi muda adalah pemimpin di masa depan. Giliran anak muda mau tampil, kita halangi. Ini kan naif. Jadi ini saya imbau ke masyarakat. Kalau ada politisi yang merendahkan anak muda, sudah jangan dipilih," tutur dia.
3. Ada kekhawatiran dari pihak lain dengan majunya Gibran

Lebih lanjut, Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tersebut juga mengatakan bahwa sebenarnya ada kekahwatiran dari pihak tertentu dengan kehadiran Gibran di kontestasi politik Pemilu 2024 mendatang.
Dia menjelaskan, pemilih di 2024 akan didominasi anak muda. Sehingga Gibran jadi figur potensial yang juga jadi ancaman paslon lain.
"Secara kuantitatif pemilih muda sekarang besar. Yang kedua, tren global juga mengarah kesana. Ditambah lagi di Solo juga Gibran perform dengan sejumlah prestasi yang cukup paten. Jadi ya wajar kalau ada yang agak panas dingin," ucap dia.