Haris Azhar dan Fatia Diperiksa 6 Jam, Ditanya soal Keterlibatan Luhut

Jakarta, IDN Times - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Fatia Maulidiyanti dan Direktur Lokataru Haris Azhar akhirnya selesai menjalani pemeriksaan selama enam jam di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Selasa (18/1/2022).
Haris menjelaskan, selama pemeriksaan dirinya dan Fatia ditanya soal substansi konten-konten yang ada di YouTube Haris Azhar. Termasuk tentang bagaimana riset yang dilakukan untuk mengungkap fakta yang ia temukan ke publik.
“Hanya sekitar 17 pertanyaan, Fatia 20, total 37. Banyak soal akun YouTube saya, lalu juga soal materi conflict of Interest-nya dari soal riset,” ujar Haris.
1. Fatia ditanya soal riset data yang sebut Luhut terlibat dalam Blok Wabu

Fatia juga mengaku ditanyakan hal yang sama, namun ia lebih banyak ditanya tentang sumber-sumber riset atau data terkait dugaan keterlibatan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Blok Wabu, Papua.
“Dan selain itu mempertanyakan terkait soal metodologi dan lain sebangainya. Yang itu tadi sudah dijawab melalui proses pemeriksaan,” ujar Fatia.
2. Haris dan Fatia masih berstatus saksi

Namun begitu, keduanya mengaku masih berstatus sebagai saksi. Haris juga akan menyerahkan beberapa bukti untuk memperkuat temuannya.
“Masih saksi,” kata Fatia.
“Nanti kita akan sodorkan beberapa bukti dan juga sejumlah saksi dan juga rekomendasi ahli,” tambah Haris.
3. Haris dan Fatia diduga melakukan pencemaran nama baik dan menyebarkan berita bohong

Haris dan Fatia sebelumnya membahas mengenai dugaan keterlibatan Luhut melalui perusahaannya, Tobacom Del Mandiri di akun YouTube Haris. Video berdurasi 26 menit dan 51 detik itu diunggah pada 20 Agustus 2021 dengan judul "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya! Jenderal BIN Juga Ada!"
Dugaan keterlibatan Luhut dalam konsesi aktivitas penambangan di Blok Wabu dikutip Haris dari riset yang dilakukan sejumlah organisasi mulai dari WALHI, JATAM, YLBHI, hingga Pusaka. Salah satu temuan dari riset tersebut adalah adanya rencana untuk mengeksploitasi emas yang berada di Blok Wabu. Rencana tersebut sudah menuai penolakan dari warga setempat karena bertentangan dengan hak kepemilikan ulayat warga.
Di dalam diskusi itu, Fatia menyebut, selain BUMN Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang memegang hak konsesi, juga ada PT Freeport Indonesia dan Tobacom Del Mandiri. Perusahaan terakhir yang disebut merupakan anak perusahaan dari Toba Sejahtera Group.
"Direktur Tobacom Del Mandiri adalah purnawirawan TNI, namanya Paulus Prananto. Saham Toba Sejahtera Group juga dimiliki oleh salah satu pejabat yaitu Luhut Binsar Pandjaitan, Lord Luhut. Jadi, bisa dikatakan Lord Luhut bermain dalam aktivitas pertambangan di Papua," kata Fatia di tayangan video tersebut.