Ibu Bunuh Anak di Bekasi Sebut Dirinya Utusan Tuhan dan Anaknya Dajjal

Jakarta, IDN Times - Bocah laki-laki (AAMS) berusia 5 tahun di Bekasi, Jawa Barat, tewas dengan 20 luka tusukan diduga dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), telah melakukan upaya koordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Polresta Bekasi.
Berdasarka informasi yang diperoleh dari Polresta Bekasi, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 7 Maret 2024, di rumah korban.
Ibu korban tega menusuk anaknya sebanyak 20 kali di dada dan perut dengan pisau dapur. Saat ini, jenazah korban sedang diautopsi di RS Polri Kramat Jati.
“Pelaku mengaku memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah utusan Tuhan terakhir. Pelaku juga sering kali mengalami mimpi bertemu dengan Tuhan dan mendapatkan bisikan untuk membunuh anaknya. Pelaku percaya bahwa anak tersebut adalah Dajjal yang akan menyebabkan kerusakan di Bumi di masa dewasa nanti," kata Nahar dalam keterangannya, Jumat (8/3/2023).
Ibu korban juga disebut meyakini bahwa dengan mengorbankan anaknya, akan menghentikan perang di Palestina.
"Anak pelaku yang lain AR berusia 2 tahun juga menjadi salah satu target pelaku untuk dibunuh, namun berhasil diamankan oleh tim unit PPA Polresta Bekasi," kata Nahar.
Sedangkan ayah korban saat kejadian tengah bekerja di Medan, dan setelah mengetahui kejadian ini langsung pulang ke rumahnya dan menjalani pemeriksaan oleh kepolisian.
Belakangan diketahuan ibu korban mengidap gangguan jiwa.
Nahar menyampaikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi untuk memberikan pendampingan kepada AR dan memantau proses hukum yang sedang berjalan.
“Tim Layanan SAPA 129 Anak akan berkoordinasi dengan DP3A untuk melakukan pendampingan dan pemulihan trauma terhadap anak yang selamat. Kami juga akan berkoordinasi dengan Polresta Bekasi untuk memastikan proses hukum berjalan dengan seadil-adilnya,” ujar Nahar.
Nahar berharap agar orang tua untuk menerapkan pengasuhan berbasis hak anak sebagai upaya memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan demi kepentingan terbaik bagi anak.
Dalam hal ini, orang tua juga diharapkan siap memenuhi hak dan memberikan pengasuhan yang layak bagi anak.
"Kita semua punya tanggung jawab melindungi anak-anak kita,” kata Nahar.
Masyarakat juga dapat melapor melalui hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau Whatsapp 08111-129-129.