Indonesia Tegaskan Komitmen Jadikan ASEAN Kawasan Inklusif dan Tangguh

- Menko PMK tekankan komitmen Indonesia pada ASEAN yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing di tengah dinamika global.
- Forum soroti tantangan global ASEAN seperti digitalisasi, krisis iklim, ketegangan geopolitik, serta pentingnya penguatan kapasitas masyarakat ASEAN.
- Indonesia dukung tema kekuatan Malaysia di ASEAN 2025, dorong operasionalisasi pusat keunggulan ASEAN di bidang sosial dan kemanusiaan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing di tengah tantangan dinamika global yang semakin kompleks.
Hal itu disampaikan Pratikno dalam pertemuan ke-33 ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting, yang diselenggarakan di Kuching, Malaysia, pada 24 April 2025.
1. Delegasi Indonesia tekankan urgensi penguatan koordinasi lintas sektor

Rangkaian pertemuan ini dimulai dengan pelaksanaan 11th Ad-Hoc Working Group to Develop the ASCC Strategic Plan (AHWG) serta 38th Senior Officials Committee for ASCC (SOCA) Meeting, yang digelar pada 23 April 2025.
Dalam SOCA Meeting, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sekretaris Kemenko PMK, menekankan urgensi penguatan koordinasi lintas sektor dan pilar, serta perlunya memperkuat mekanisme pemantauan implementasi ASCC Strategic Plan sebagai langkah menuju pencapaian Visi Komunitas ASEAN 2045.
2. Menko PMK soroti tantangan global dan dukung tema kekuatan Malaysia di ASEAN 2025

Dalam forum tersebut, Menko PMK menyoroti beberapa tantangan global yang tengah dihadapi ASEAN, mulai dari percepatan digitalisasi, krisis iklim, ketegangan geopolitik, hingga perubahan demografi. Ia menekankan pentingnya memperkuat kapasitas masyarakat ASEAN, khususnya generasi muda, dalam menghadapi perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI).
“Digitalisasi menawarkan peluang besar bagi inovasi dan pertumbuhan yang inklusif. Indonesia menaruh perhatian serius pada penguatan kapasitas berpikir kritis agar kita tidak hanya menjadi pengguna AI yang cerdas, tetapi juga pengembang AI yang unggul,” tegas Pratikno, dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (27/4/ 2025).
Menko PMK juga menyatakan bahwa Indonesia mendukung penuh tema kekuatan Malaysia di ASEAN 2025, yakni Inclusivity and Sustainability. Ia menilai, tema itu sejalan dengan agenda pembangunan nasional Indonesia, Asta Cita. Dalam konteks itu, Indonesia mendorong penguatan ekonomi kreatif sebagai motor penggerak kewirausahaan berbasis budaya dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, Indonesia juga mempromosikan ASEAN Youth for Digital Action (AYDA) untuk mempersiapkan generasi muda ASEAN di era digital.
3. Indonesia dorong penguatan pusat keunggulan ASEAN dan dukung aksesi Timor Leste

Dalam forum tersebut, Indonesia kembali menegaskan pentingnya mempercepat operasionalisasi pusat-pusat keunggulan ASEAN di bidang sosial dan kemanusian, seperti ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) dan ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACC THPC).
“Kita tidak bisa mengambil risiko menghadapi krisis baru tanpa kesiapsiagaan,” tukas Menko PMK.
Lebih lanjut, Indonesia juga menyatakan dukungan penuh terhadap proses aksesi penuh Timor Leste ke dalam ASEAN. Menko PMK mendorong seluruh negara anggota mempercepat ratifikasi instrumen hukum ASCC agar Timor Leste dapat berpartisipasi secara aktif dalam agenda-agenda ASEAN.
4. Sinergi regional hadapi kejahatan siber dan dukung pendidikan bagi anak pekerja migran

Di sela-sela pertemuan, Menko PMK mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia selaku Ketua ASCC saat ini.
Dalam pertemuan itu, dibahas beberapa isu penting seperti penguatan industri halal, perluasan akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia, serta usulan kerja sama kawasan dalam mengatasi kejahatan siber dan perdagangan manusia, khususnya dalam bentuk online scamming.