Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Insiden Ribut Polri-TNI di Tarakan, Menko Budi: Biasa Masih Muda

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan ketika menerima Ketua KPK, Setyo Budiyanto di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat. (Dokumentasi Kemenko Polkam)
Intinya sih...
  • 6 anggota Polri terluka akibat penyerangan di Polres Tarakan
  • Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, menyebut insiden dipicu kesalahpahaman antara polres dan anggota Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP.
  • Kodam VI/Mulawarman berjanji memperbaiki markas kepolisian Tarakan usai insiden penyerangan yang dipicu oleh pengeroyokan anggota Polres Tarakan terhadap seorang anggota Yonif 614/Rjp.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, angkat bicara soal insiden penyerangan yang dilakukan oleh puluhan personel TNI Angkatan Darat (AD) ke Polres Tarakan, Kalimantan Utara. Menurut Budi, kejadian penyerangan markas Polres Tarakan pada Senin malam kemarin, dipicu kesalahpahaman yang melibatkan anggota polres dengan anggota Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP Tarakan di tempat hiburan. 

"Jadi, karena masih muda-muda, biasa kan (salah paham) lalu ribut," ujar Budi di Magelang, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (27/2/2025). 

Namun, akibat keributan itu menyebabkan enam anggota kepolisian di Polres Tarakan terluka. Sebelumnya, IDN Times menulis jumlah korban luka mencapai lima orang. Tetapi, data dari Polda Kaltara, jumlah korban luka mencapai enam orang. 

Ia mengatakan, telah meminta kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 

"Bagi yang bersalah akan ditindak. Soal kerusakan sedang diperbaiki. Pemeliharaan solidaritas tetap dilakukan," kata mantan Jenderal di Polri itu. 

"Saya jamin bahwa soliditas TNI-Polri tetap terjaga," imbuhnya. 

1. Kapolri komitmen tetap jaga soliditas TNI-Polri usai insiden di Tarakan

Penyerangan markas Polresta Tarakan oleh puluhan terduga personel TNI pada Senin, 24 Februari 2025. (Dokumentasi Istimewa)

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Ia menegaskan, solidaritas antara TNI dan Polri tetap terjaga pascainsiden di Tarakan. 

"Kami tentunya sepakat dengan Panglima TNI untuk terus menjaga dan meningkatkan akreditasi," kata Sigit pada Selasa lalu di Jakarta. 

2. TNI perbaiki markas Polres Tarakan yang telah dirusak

Seorang personel Subdenpom di Kota Tarakan, Kaltara melakukan olah tempat kejadian perkara usai insiden penyerbuan Mapolres Tarakan pada Senin kemarin. (ANTARA FOTO/Susylo Asmalyah)

Kodam VI/Mulawarman berjanji bakal memperbaiki markas kepolisian Tarakan usai insiden penyerangan pada 24 Februari 2025 lalu. Itu merupakan salah satu upaya rekonsiliasi yang ditunjukkan oleh Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, kepada Kapolda Kalimantan Utara Irjen (Pol) Hary Sudwijanto. Kedua pejabat tinggi sudah duduk bersama pada Selasa kemarin untuk mencegah tensi kembali meningkat.

"Sebagai bagian dari proses rekonsiliasi, perbaikan terhadap fasilitas Mapolres Tarakan yang mengalami kerusakan telah dilakukan oleh personel Yonif 613/Rja," ujar Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman Kolonel (Kav) Kristiyanto kepada IDN Times melalui pesan pendek, Rabu kemarin. 

Ia juga menyebut, total ada 20 personel Yonif 614/Rjp yang melakukan penyerangan ke Mapolres Kaltara pada Senin malam lalu. Selain fasilitas Polres Kaltara yang rusak, enam personel kepolisian juga mengalami luka-luka.

Peristiwa penyerangan ke Mapolres Kaltara terekam kamera video dan viral di media sosial. Bahkan, penyerbuan markas turut disaksikan oleh warga setempat.

3. Anggota Yonif 614/Rjp dikeroyok lebih dulu oleh personel kepolisian

Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman Kolonel (Kav) Kristiyanto menjelaskan, pemicu puluhan personel TNI mendatangi Polres Tarakan lantaran terjadi pengeroyokan lebih dulu oleh personel Polres Tarakan kepada seorang anggota Yonif 614/Rjp. Pelaku disebut lima anggota Polres Tarakan. Belakangan diketahui lokasi pengeroyokan ada di halaman sebuah tempat hiburan malam. 

"Dari hasil mediasi awal antara pihak Polres Tarakan dan anggota Yonif 614/Rjp, menyepakati bahwa anggota Polres yang terlibat akan memberikan biaya pengobatan Rp10 juta kepada korban. Namun, janji itu tidak kunjung direalisasikan," ujar Kristiyanto.

Maka, terjadilah aksi penyerangan dua hari lalu sekitar pukul 23.30 WITA. Sebanyak 20 anggota Yonif 614/Rjp semula berniat mencari lima anggota Polres Tarakan.

Kristiyanto menyebut, di tengah upaya mencari lima anggota Polres Tarakan, sebagian anggota TNI secara spontan melempar batu ke pos jaga di Polres Tarakan. Sedangkan, dari video yang viral di media sosial, terekam jelas puluhan anggota TNI itu sudah mendatangi Polres Tarakan dengan emosi. Bahkan mereka juga membawa besi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Sunariyah
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us