Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Isi Kuliah Umum di UI, Ibas Bicara 3 Langkah Indonesia Progresif

IMG-20251101-WA0004.jpg
Wakil Ketua MPR RI, Eddhi Baskoro Yudhoyono mengisi kuliah umum di UI. (Dok. MPR RI)
Intinya sih...
  • Indonesia jangan lagi menjadi objek dunia
  • Ibas menyoroti krisis energi, pangan, dan iklim, disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan, serta munculnya polarisasi sosial dan krisis kepercayaan.
  • Ibas menekankan pentingnya menjadikan semangat kebangsaan yang relevan dengan perjuangan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI, Eddhi Baskoro Yudhoyono (Ibas), memaparkan sebuah konsep 'Tiga Langkah Indonesia Progresif', yakni kesadaran baru, dorong inovasi, dan etika publik. Hal itu disampaikan Ibas saat mengisi kuliah umum di Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia (UI) pada Jumat (31/10/2025).

Langkah ini perlu dilandasi oleh cinta tanah air, berpikir kritis dan solutif, menjadikan IPTEK sebagai instrumen kemandirian, serta membangun kepemimpinan berbasis integritas untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.

"Dunia kini menuntut strategic foresight, pemimpin yang progresif, visioner, kolaboratif, dan adaptif," kata Ibas dalam keterangannya.

1. Indonesia jangan lagi menjadi objek dunia

WhatsApp Image 2025-08-31 at 12.53.44.jpeg
Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhy Baskoro Yudhoyono (Ibas). (IDN Times/Ilman Nafian)

Ibas berharap Indonesia di masa mendatang tak lagi menjadi objek dunia, melainkan subjek yang ikut berperan aktif dalam setiap lini. Tantangannya adalah bagaimana Indonesia dapat berdaulat digital, melakukan transisi energi, dan menjaga stabilitas maritim.

Adapun solusi yang ditawarkannya meliputi kolaborasi diplomatik, inovasi sumber daya manusia dan riset, serta penguatan ketahanan sosial-ekonomi.

"Pemimpin tidak hanya reaktif, tapi antisipatif. Harus inspiratif, bukan instruktif," ujarnya.

2. Soroti disinformasi dan disrupsi teknologi

potret Aliya Rajasa dampingi Ibas dilantik jadi Wakil Ketua MPR (instagram.com/ruby_26)
potret Aliya Rajasa dampingi Ibas dilantik jadi Wakil Ketua MPR (instagram.com/ruby_26)

Ibas menekankan, dunia telah berubah dan peta tantangan pun bergeser. Dia menyoroti krisis energi, pangan, dan iklim, disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan, serta munculnya polarisasi sosial dan krisis kepercayaan.

Di era kekinian, masyarakat dibanjiri berita positif dan negatif, namun tidak sedikit yang menimbulkan ketidakpercayaan publik kepada pemimpinnya.

"Saya tidak bicara atas nama wakil rakyat saja atau sebagai politisi, tapi dari sisi dunia. Hari ini kita melihat bagaimana disinformasi dan distrust terjadi antara negara, rakyat, dan pemimpin," kata Ibas.

3. Semangat kebangsaan harus relevan

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan istri hadir di Gedung DPR/MPR jelang pelantikan presiden dan wapres terpilih, Prabowo dan Gibran, pada Minggu (20/10/2024). (IDN Times/Fauzan)
Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan istri hadir di Gedung DPR/MPR jelang pelantikan presiden dan wapres terpilih, Prabowo dan Gibran, pada Minggu (20/10/2024). (IDN Times/Fauzan)

Ibas menekankan pentingnya menjadikan semangat kebangsaan sebagai kekuatan yang hidup dan relevan dengan zaman. Ide kebangsaan harus diterjemahkan menjadi kebijakan publik yang berdampak langsung bagi masyarakat, dengan landasan moral, ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi.

Dalam teori complex interdependence, ia memaparkan, dunia kini saling bergantung secara ekonomi, teknologi, dan informasi.

"Kita berharap pemerintah semakin kuat dan berdaya, untuk memastikan negara kesatuan dan demokrasi Indonesia dapat benar-benar dijaga. Kita juga harus terus terlibat dalam upaya perdamaian dunia, tidak hanya bicara soal ketahanan nasional, tetapi juga kesiapan kita berperan aktif di dunia internasional," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Menkomdigi Luncurkan Tunasdigital.id untuk Jaga Anak dari Konten Negatif

01 Nov 2025, 22:07 WIBNews