Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jakarta Darurat Miras Oplosan, Sandiaga: Ada Pesta Miras Tiap Akhir Pekan

IDN Times/Helmi Shemi

Jakarta, IDN Times - 8 orang di Jakarta meninggal lantaran menenggak miras oplosan beberapa hari lalu. Kasus pertama terjadi di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Di sini ada lima warga yang menenggak miras oplosan, tiga di antaranya meninggal.

Kasus kedua terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur. Pada kasus ini lima korban meninggal dunia, empat meninggal di rumah sakit dan satu lainnya meninggal di Puskesmas. Tiga lainnya kritis.

1. Tingkat stress yang tinggi

Default Image IDN

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut tingkat stress yang tinggi menjadi pemicu warga mengkonsumsi miras oplosan.

 “Karena ini dikaitkan dengan tingkat tingginya stres dari masyarakat dan orang dengan gangguan kejiwaan. Kesehatan jiwa dan kesejahteraan masyarakat menurun, lapangan kerja yang sulit didapat. Akhirnya konsumsi miras oplosan ini meningkat,” jelas Sandiaga di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/4). 

2. Harga murah tapi berbahaya

Default Image IDN

Sandiaga menyebut harga miras oplosan yang murah membuat masyarakat mudah membelinya. Padahal miras oplosan berbahaya.

“Kesejahteraan menurun, maka dicari solusi miras yang murah. Jadi ini yang dioplos. Dan ini akan berbahaya sekali,” sebutnya.

3. Pesta miras tiap akhir pekan

Default Image IDN

Ia mendapat laporan dari Kecamatan bahwa tiap akhir pekan banyak diselenggarakan pesta miras. Bahkan anak-anak ada yang ikut pesta miras ini.

 “Tiap kecamatan dapat laporan 15 sampai 20 setiap weekend ada pesta. Di mana anak-anak muda ini mengakses miras oplosan. Tiba-tiba angkanya melonjak tinggi,” ujarnya.

4. Target pengentasan melalui big data

Default Image IDN

Dengan menggunakan big data analytic, politikus Gerindra ini berharap dapat mengindentifikasi warga dari wilayah mana saja yang mengalami gangguan jiwa hingga nantinya dapat mencegah konsumsi miras.

“Angkanya bisa diprediksi oleh big data analytic untuk mengindentifikasi dari mana saja yang memiliki gangguan kesehatan jiwa tinggi. Kita bisa bidik dengan pengawasan yang lebih baik,” pungkasnya.

 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Helmi Shemi
EditorHelmi Shemi
Follow Us