Jemaah Haji Berbondong-bondong Jalan di Mina untuk Lempar Jumrah

Makkah, IDN Times - Jutaan jemaah haji berbondong-bondong berjalan di Terowongan Mina, untuk menuju jamarat atau tempat lempar jumrah dari tenda-tenda tempat mereka menginap di Mina. Tak terkecuali jemaah haji Indonesia, pada Pada Kamis (29/6/2023) malam hingga Jumat (30/6/2023) pagi.
Keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Jamarat tampak menonjol, karena selalu bersama-sama dalam rombongan dengan teman satu maktab atau satu kloter, dan menggunakan baju seragam yang menjadi penanda kelompok mereka.
Keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Jamarat disaksikan langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas, yang selama 2 malam berdiri di dekat pintu terowongan Mina.
Tampak Menag melambaikan tangan menyapa para jemaah. Para jemaah pun tetlihat semakin bersemangat. Ada yang mengucapkan salam, ada juga yang meneriakkan nama Menag.
"Assalamualaikum, Gus Men," terdengar salam sapa dari jemaah.
Menag pun menyambut sapaan tersebut sambil melambaikan tangannya.
1. Tiga tempat melontar jumrah yakni Jamarat Ula Wusta, dan Aqabah

Jemaah haji mulai melakukan lontar jumrah pada 10 Zulhijah 1444 Hijriah atau 28 Juni 2023, tepat saat Hari Raya Idul Adha. Dikutip dari Buku Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama tahun 14441 H, melontar jumrah adalah melontar marma (tempat melontar) dengan batu kerikil pada hari Nahr dan hari Tasyriq.
Ada 3 tempat melontar jumrah yakni Jamarat Ula, Wusta, dan Aqabah. Jemaah mulai melontar jumrah pada 10 Zulhijah atau hari Nahr yakni jumrah Aqobah.
2. Urutan melempar jumrah

Kemudia melontar jumrah pada hari-hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Zulhijah), yang dimulai dari melontar jumrah Ula (pertama) di Jamarat yang
terletak dekat dari arah Haratullisan.
Lalu melontar jumrah Wusta (kedua), yang terletak di tengah-tengah antara Jamarat Ula dan Jamarat Aqabah, dan ketiga melontar Jamrah Aqabah yang terletak di perbatasan antara Mina dan Makkah.
3. Melempar jumrah usai wukuf di Arafah dan mabid di Muzdalifah-Mina

Melempar jumrah dilakukan setelah selesai wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah.
Saat di Muzdalifah, jemaah haji mengambil batu kerikil untuk lempar jumrah sebanyak 49 butir bagi jemaah haji yang Nafar Awwal dan 70 butir bagi yang akan Nafar Tsani. Setiap jamarat dilempar dengan 7 batu kerikil.
Untuk melontar jamrah pada hari-hari Tasyriq, kerikil boleh diambil di Mina.
Ada pun jemaah haji yang mengambil Nafar Awal, wajib mabid atau bermalam di Mina pada malam hari tanggal 11 sampai 12 Zulhijah. Sedangkan jemaah yang mengambil Nafar Tsani bermalam di Mina pada 11 sampai 13 Zulhijah. Hukum mabit di Mina.