Jurus yang Bisa Dipakai Anies Agar Tak 'End Game' Usai Jadi Gubernur

Jakarta, IDN Times - Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan selesai pada 2022. Usai jadi gubernur, apakah Anies bisa mempertahankan elektabilitas dan popularitasnya hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024?
"Itu yang menjadi tantangan bagi Anies. Apakah 'end game' atau tidak. Semua tergantung pada Anies. Apakah pasca-sudah tak menjabat gubernur lagi, masih bisa mendapat dukungan rakyat atau tidak," ujar pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, saat dihubungi, Rabu (1/9/2021).
1. Anies perlu cari posisi baru atau masuk parpol usai jadi gubernur untuk menjaga elektabilitas

Ujang menjelaskan, Anies harus bisa mencari atau mendapat posisi jabatan di suatu instansi/perhimpunan usai menjabat sebagai gubernur. Contohnya, kata dia, Anies bisa menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) atau yang lainnya.
"Yang penting Anies bisa mobile dan bisa jalan menemui masyarakat, agar dapat terus pemberitaan dan ujungnya agar elektabilitasnya terjaga," kata Ujang.
Anies, lanjutnya, juga bisa melakukan lobi-lobi ke partai politik (parpol) agar diusung, atau masuk ke sebuah parpol.
Dengan masuk ke parpol, kata Ujang, mantan mendikbud ini punya kendaraan untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2024.
"Atau pilihan yang ekstrem masuk partai, jadi petinggi partai besar tertentu, agar dia juga bisa keliling-keliling menyapa rakyat," dia menambahkan.
2. Anies juga bisa sapa masyarakat dengan memberi bansos

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, Anies bisa blusukan usai menjadi gubernur DKI Jakarta. Anies, lanjutnya, bisa menyapa masyarakat dengan memberi bantuan sosial.
"Pilihannya ada tiga. (Anies) ikut parpol, bikin ormas (atau) ormas politik, ketiga bergerak di bidang sosial filantropi. Kalau itu bisa dilakukan, itu bisa menjadi pertimbangan penting orang-orang seperti Anies ini untuk bisa terus berada di pusaran perbincangan soal capres. Kalau tidak begitu, ya Anies bisa tamat sebelum waktunya, ya karena sudah tidak punya panggung politik," kata Adi.
3. Anies dinilai tak seberuntung RK dan Ganjar

Menurut Adi, Anies tidak seperti Ridwan Kamil (RK) dan Ganjar Pranowo. RK dan Ganjar, kata Adi, selesai menjabat sebagai gubernur pada 2023. Dengan demikian, lanjutnya, elektabilitas Ridwan Kamil dan Ganjar usai jadi gubernur tidak akan mudah 'anjlok' seperti Anies.
"Kalau RK sama Ganjar waktunya sudah dekat dengan Pemilu, dia kan (selesai jadi gubernur di) 2023, Oktober kan? Ya cuma enam bulan jelang pencoblosan, artinya napasnya masih relatif panjang, artinya posisinya masih akan diingat sebagai gubernur yang dinilai layak untuk maju di 2024," ujar Adi.
"Beda dengan Anies, Oktober 2022 menuju 2024 itu cukup lama, kurang lebih 2 tahun. (Bila tak jaga elektabilitas dan popularitasnya) Anies akan kehilangan panggung politik," Adi menambahkan.