Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jusuf Kalla Ikut Lepas Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa Myanmar

Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menghadiri acara pelepasan bantuan ke Myanmar. (Dok. Tim JK)
Intinya sih...
  • Bantuan kemanusiaan Indonesia ke Myanmar setelah gempa 7,7 magnitudo
  • Bantuan berupa barang dan dana sebesar 100 ribu dolar AS

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla turut menghadiri bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia ke Myanmar seusai dilanda gempa magnitudo 7,7.

Hadir dalam acara itu, di antaranya Menteri Luar Negeri Sugiono, didampingi Menko PMK Pratikno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kepala Baznas Noor Achmad.

JK mengungkapkan, bantuan ini merupakan bagian dari upaya solidaritas kemanusiaan Indonesia dalam membantu korban gempa Myanmar. Adapun jumlah bantuan gabungan dari pemerintah Indonesia dan donasi yang diterima PMI tersebut dengan total 124 ton.

Adapun, bantuan tersebut dibawa menggunakan pesawat kargo menuju Nya Pyi Taw, Myanmar. Selain bantuan barang, PMI juga telah mengirimkan dana kemanusiaan sebesar 100 ribu dolar AS kepada Palang Merah Myanmar.

"Bantuan berupa sarung, selimut, kantong jenazah, hygiene kit, terpal dan lainnya," ujar JK.

1. Wujud solidaritas Indonesia

Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menghadiri acara pelepasan bantuan ke Myanmar. (Dok. Tim JK)

Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI menyampaikan, bantuan PMI ini merupakan upaya PMI dalam membantu Masyarakat yang terdampak bencana tanpa melihat batas wilayah. JK menegaskan, PMI terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang membutuhkan, baik di dalam maupun luar negeri. 

"Bantuan ini adalah wujud solidaritas Indonesia untuk saudara-saudara kita di Myanmar yang tengah menghadapi situasi sulit akibat gempa bumi,” kata JK.

2. Waktu pencarian korban gempa kian sempit

Kondisi Myanmar usai digoyang gempa magnitudo 7,7 (Dokumentasi Basarnas)

Sebelumnya, Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusian (OCHA) mengatakan bahwa saat ini tempat berlindung, air bersih, dan obat-obatan sangat terbatas setelah gempa bumi di Myanmar.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 menghantam Myanmar pada 28 Maret 2025. Bencana tersebut telah menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang sangat besar. Tercatat, lebih dari 2.700 orang tewas dan 4.500 orang terluka.

"Waktu yang tersedia untuk pencarian dan penyelamatan kritis semakin sempit. Orang-orang di daerah yang terkena dampak menghabiskan malam di tempat terbuka karena tidak ada listrik atau air bersih," kata Marcoluigi Corsi, Koordinator Kemanusiaan OCHA untuk Myanmar, dilansir dari The Straits Times.

3. PBB Soroti krisis kemanusian yang terjadi di Myanmar

Tim SAR dari Indonesia mulai bertugas pada 2 April 2025 dan mencari korban gempa Myanmar. (Dokumentasi Basarnas)

Beberapa badan PBB telah membunyikan peringatan tentang kekurangan air minum karena kekhawatiran meluasnya penyakit kolera. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rumah sakit kewalahan dan persediaan medis menipis, serta terjadi kekurangan air bersih dan bahan bakar.

Di sisi lain, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) telah mengidentifikasi situasi saat ini di Myanmar sebagai krisis kemanusiaan tingkat tinggi. Pihaknya juga memobilisasi persediaan seperti lembaran plastik, perlengkapan tidur, dan kelambu.

"Upaya tanggap darurat menjadi rumit akibat kerusakan parah pada jalan dan jembatan, yang mengakibatkan tim UNHCR membutuhkan waktu 13 jam untuk mencapai Mandalay dari Yangon, yang seharusnya merupakan perjalanan delapan jam," kata UNHCR.

Pihaknya juga mengungkapkan bawah kebutuhan yang paling mendesak adalah tempat berlindung dan barang-barang bantuan. Ada juga risiko bahan peledak akibat konflik yang terjadi selama 4 tahun terakhir.

Mandalay adalah kota terbesar kedua di Myanmar dan rumah bagi lebih dari 1,7 juta orang, telah mengalami kerusakan paling parah akibat gempa tersebut. Banyak bangunan tempat tinggal runtuh menjadi tumpukan puing.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us