Kisah Pilu Anak-Anak Down Syndrome 'Dibuang' Keluarganya di Panti

Jakarta, IDN Times - Mata Alvin tertutup namun cairan nanah mengalir dari matanya. Hanya gelap dan sunyi yang selama ini ia rasakan. Hanya kasih sayang yang ia butuhkan dari orang-orang di sekitarnya.
Pimpinan Panti Yayasan Anugerah, Eko Setiyoasih, mengungkapkan Alvin diantarkan keluarga karena tidak mampu merawatnya. Alvin tidak punya mata, telinga, dan intelegensinya rendah. Hanya gelap dan sunyi yang ia rasakan, serta kasih sayang yang ia butuhkan.
“Dia tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, hiperaktif, dan intelegensinya rendah, makanya merawat dia itu sangat ekstra sekali dan dia terlahir dari keluarga kurang beruntung juga,” kata Eko dilansir Kitabisa.com, Senin (21/3/2022).
1. Sebanyak 40 anak berkebutuhan khusus sebagian dibuang keluarganya

Alvin merupakan satu dari puluhan anak di Panti Yayasan Anugerah, sebuah panti difabel di Jawa Tengah.
Di panti yang beralamat di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, ini ada 40 anak berkebutuhan khusus (ABK) dari keluarga tak mampu yang dititipkan, bahkan sebagian 'dibuang' keluarganya.
"Mereka menderita Celebral Palsy, Down Syndrome, Autisme, gangguan mental, bahkan ada yang buta, tuli, bisu dan cacat fisik serta mental. Sebagian besar dititipkan begitu saja secara gratis," ungkap Eko.
2. Mengasuh anak difabel penuh kesabaran

Eko mengasuh 40 anak difabel dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, sebab sebagian anak belum bisa mandiri, seperti masih harus dimandikan, dipakaikan pampers, dan belum mandiri pula dalam hal-hal lain.
"Di antaranya adalah anak-anak yang saat tantrum bisa merobek-robek bajunya sendiri, memukul, menjerit, bahkan menyakiti dirinya," ungkapnya.
3. Sering kali makan nasi tanpa lauk

Eko merasa pilu melihat anak-anak kecil yang seharusnya memiliki keluarga yang menyayanginya, tapi harus bertahan sendiri di sini dengan kondisi seadanya. Bahkan, tak jarang mereka makan tanpa lauk, hanya nasi dan kuah sayur.
"Semakin memilukan ketika melihat anak-anak ini harus tidur berdesak-desakan. Anak laki-laki bahkan harus tidur di lorong karena kurangnya tempat, dan anak-anak perempuan dalam satu ruangan sempit di kamar. Anak-anak semakin bertambah, tetapi panti semakin sesak," ujarnya.
4. Donasi mencapai Rp309 juta

Eko berharap akan ada bantuan dan doa dari tangan-tangan dermawan, agar anak-anak di panti ini bisa mendapatkan fasilitas yang layak.
Pantauan IDN Times hingga Senin (21/3/2022) malam, donasi untuk Panti Yayasan Anugerah, Colomadu, sudah mencapai Rp309.294.005 yang berasal dari 6.432 donatur.