KPAI Soroti Industri Makanan Sebabkan Fenomena Gangguan Ginjal Anak

- Anak-anak di Indonesia mengalami gangguan ginjal, satu dari lima anak mengalami masalah kesehatan ini.
- KPAI menanggapi bahwa anak-anak mudah mendapatkan makanan dengan gula, lemak, dan garam yang berdampak buruk pada kesehatan.
- Jasra Putra dari KPAI menyoroti pentingnya pengawasan industri makanan dan sosialisasi gejala ginjal pada anak untuk mencegah gangguan ginjal.
Jakarta, IDN Times - Di tengah perayaan Hari Anak Nasional 2024 yang jatuh pada 23 Juli, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan persoalan besar tentang anak-anak yang mengalami kondisi kesehatan, mereka adalah anak-anak yang datang ke fasilitas cuci darah. IDAI menjelaskan, satu dari lima anak mengalami ganguan ginjal.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Indonesia menanggapi hal ini bahwa anak Indonesia punya persoalan. Anak-anak menghadapi kondisi di tengah kemajuan industri makanan, dan mudahnya mendapatkan makanan yang mengandung gula, lemak dan garam.
"Kemudian, menariknya kemasan makanan, jangkauan yang mudah (melalui gawai, medsos, pesan makan online).Yaitu banyaknya anak anak yang datang ke fasilitas cuci darah. Karena mengkonsumsi gula, garam, dan lemak tanpa kontrol. Data tersebut di ungkap Ikatan Dokter Anak Indonesia di perayaan Hari Anak Nasional. Bahwa 1 dari 5 anak mengalami gangguan ginjal," kata Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, Kamis (25/7/2024).
1. Anak belum paham komposisi gizi seimbang

Dia mengatakan hal ini jadi peringatakan bahwa industri makanan yang berkembang juga berpengaruh ke zat kimia olahan makanan. Anak-anak juga belum memahami komposisi gizi seimbang.
"Ini juga tantangan besar, untuk lembaga pengawasan obat dan makanan kita, bagaimana menghadirkan uji lab makanan di tengah masyarakat. Agar ada pengawasan," katanya
2. Berharap program makan gratis juga bahas sistem perlindungan

Jasra berharap program makan gratis yang diusung oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak hanya bicara makanan, bagaimana ada mekanisme sistem yang bisa melindungi, mengendalikan industri makanan.
"Melalui program makan gratis ke depan, sosialisasi gejala ginjal pada anak, bagaimana pengawasan makanan dan uji lab makanan bisa hadir di tengah masyarakat," kata dia.
3. Pentingnya pencegahan dini

Dia menjelaskan, sebagai pencegahan dan deteksi dini, penting segera ada sosialisasi gejala sebelum terganggu ginjalnya dan cuci darah, kemudian konsumsi air putih yang perlu diperhatikan, mengurangi konsumsi zat pembuat manis, garam dan lemak.
"Di sisi lain, kita juga bicara perubahan iklim, yang mengubah perilaku anak, dan larinya banyak mengkonsumsi jajanan. Saya kira kemasan makanan sekarang “jadi barang mewah”, menjadi industry viral, dengan kemasan kemasan yang luar biasa menarik untuk anak," kata dia.
Menjadi pekerjaan rumah bersama bagaimana Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) punya jejaring ke masyarakat hingga ke anak-anak.