Kronologi Menkes Budi Jatuh karena Hipoglikemia, Dijahit 2,5 Cm

- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terpeleset di kamar mandi karena hipoglikemia setelah aktivitas padat dan kurang istirahat.
- Kronologi kejadian dimulai dari perjalanan darat 5,5 jam ke Labuan Bajo dan jogging 7 kilometer setelah tiba di rumah.
- Tim dokter RSCM memberikan perawatan dan menjahit luka di atas kelopak mata Budi setelah ia tetap menghadiri agenda resmi meski cedera.
Jakarta, IDN Times – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengalami insiden terpleset di kamar mandi pada Minggu (2/2/2025) pagi. Kejadian ini disebabkan oleh kondisi tubuhnya yang mengalami hipoglikemia atau kekurangan gula setelah serangkaian aktivitas padat dan kurang istirahat.
Akibat insiden itu, ia mengalami luka sepanjang 2,5 cm di atas kelopak matanya. Tim dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang datang ke rumahnya menyatakan bahwa lukanya tidak bisa hanya ditutup perban, tetapi harus dijahit.
Berikut kronologi Menkes jatuh.
1. Kondisi Budi sudah letih

Dalam instagram pribadinya, Menkes mengatakan insiden tersebut berawal saat dia merasakan tubuhnya lelah usai menempuh perjalanan darat sejauh 5,5 jam ke Labuan Bajo melalui jalur berliku dan berbukit untuk melakukan ground breaking Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pada Sabtu, 1 Februari 2025 lalu.
"Dari situ selesai 1,5 jam, kami langsung ke Labuan Bajo. Itu perjalanannya (dari Borong ke Labuan Bajo)5,5 jam. Kondisi jalan berliku-liku, naik turun gunung. Jadi, memang kondisi saya sudah letih," kata Budi ketika mengisahkan ceritanya di Instagram dan dikutip pada Selasa (4/2/2025).
Setibanya di Labuan Bajo, pesawat yang hendak membawanya kembali ke Jakarta mengalami delay, sehingga ia baru tiba di rumah pada Sabtu malam. Meski tubuhnya sudah lelah, ia tetap mempersiapkan diri untuk agenda resmi keesokan harinya.
2. Budi jogging saat tubuhnya lelah

Pada Minggu (2/2/2025) pagi, Budi sudah dijadwalkan menghadiri peluncuran program Senam Indonesia Hebat bersama Mendikdasmen Abdul Mu'ti dan Menkomdigi Meutya Hafid. Sebelum acara itu, ia memutuskan untuk jogging sejauh 7 kilometer guna menjaga kebugaran. Namun, tubuhnya yang masih kelelahan mulai merasakan dampaknya.
"Karena ingin cepat-cepat menuju ke agenda itu pukul 07.00, saya bangun pagi pukul 05.30 WIB. Lalu, salat pagi dan lari dulu 7 kilometer. Karena saya ngerasa belum lari," tutur dia.Sayangnya, rasa lelah yang diabaikan membuat tubuhnya mengalami hipoglikemia.
3. Menkes jatuh saat di kamar mandi dan terima jahitan

Sepulang jogging, Budi merasa tubuhnya semakin lemas. Ia berniat mengonsumsi kurma untuk meningkatkan kadar gula dalam tubuhnya. Namun, sebelum sempat makan, ia masuk ke kamar mandi dan tiba-tiba kehilangan keseimbangan hingga terjatuh.
"Saya sampai rumah udah ngerasa keliyengan abis selesai lari 7 kilometer. Saya ke WC dulu sebelum masuk ke rumah. Di WC, saya merasa lemas, kepleset dan jatuh sehingga ada goresan sekitar 2,5 centimeter di atas mata," tutur dia.
Beruntung, tim dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) langsung datang dan memberikan pengobatan. Seorang dokter muda bernama Alvin mengatakan luka di atas kelopak mata Budi tidak bisa sekedar dikompres atau ditutup perban. Luka tersebut perlu dijahit.
4. Pesan BGS untuk lansia

Meski mengalami cedera, Budi tetap memutuskan untuk menghadiri acara yang sudah dijadwalkan. "Saya pikir gimana ini, saya ada agenda pukul 07.00 dan jam 08.00 ada jumpa pers dengan Ibu Menkomdigi," ujarnya.
Alhasil, Budi memilih untuk mengikuti agenda dengan Menkomdigi dan Mendikdasmen lalu kembali ke rumah untuk menjahit lukanya. Oleh karena itu, dalam beberapa agenda resminya pada hari itu, ia terlihat mengenakan plester di atas kelopak mata.
"Balik lagi saya ke rumah dan di sana tim RSCM sudah siap," imbuhnya.
Setelah menyelesaikan agenda, ia kembali ke rumah dan langsung menjalani perawatan dari tim dokter yang telah bersiap menjahit lukanya.
Dari kejadian ini, Budi mengambil hikmah bahwa seseorang yang sudah berusia lanjut harus lebih mengenali batas fisiknya. Ia mengingatkan bahwa metabolisme tubuh pada usia 50 tahun ke atas berbeda dibandingkan saat masih muda.
"Saya mau ingetin kepada para lansia, kita sudah tua ya, jadi metabolisme sudah sangat berbeda dengan zaman di usia 30 tahun. Jangan memaksakan diri. Lebih kenali diri supaya kita bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.