Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkes Dukung Pembatasan Media Sosial bagi Anak: Dampak Kesehatan Mental

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di kantor IDN, Jakarta (IDN Times/Tata Firza)
Intinya sih...
  • Menkes mendukung pembatasan akses media sosial anak Indonesia untuk melindungi kesehatan mental dan jiwa mereka.
  • Paparan berlebihan dari media sosial dapat menyebabkan gangguan mental, seperti perundungan dan speech delay pada anak-anak.
  • Kementerian Kesehatan akan melakukan skrining kesehatan jiwa bagi anak-anak dalam program cek kesehatan gratis, sebagai upaya mendeteksi gangguan mental mereka.

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mendukung berbagai upaya pembatasan media sosial bagi anak Indonesia. Hal itu karena media sosial dinilai memiliki banyak dampak negatif bagi anak.

"Kenapa kami di (Kementerian) Kesehatan sangat mendukung untuk pembatasan (anak) dari akses ke media sosial digital, karena satu masalah kesehatan mental, kesehatan jiwa yang kita sudah lihat," kata Menkes Budi di Jakarta, dilansir ANTARA, Minggu (2/2/2025).

 

 

1. Indonesia darurat kasus speech delay karena pengenalan gadget usia dini

ilustrasi gen Alpha (freepik.com/freepik)

Menkes mengatakan gangguan mental pada anak yang disebabkan oleh media sosial diakibatkan oleh paparan secara berlebihan, sehingga anak-anak tersebut melihat sesuatu yang mempengaruhi kondisi jiwa dan mentalnya.

Ia menjelaskan hal yang dilihat umumnya bisa dalam bentuk perundungan atau bullying, ataupun bentuk ajakan dalam melakukan sesuatu yang tidak benar.

"Nah, yang kedua isu kesehatannya bapak/ibu, adalah kesehatan psikomotorik, kesehatan verbal," ujarnya.

Menkes Budi menjelaskan saat ini banyak anak-anak yang terlambat bicara, atau umumnya dikenal sebagai speech delay, yang menyebabkan Indonesia memerlukan banyak terapi wicara.

"Sesudah kita skrining, kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya itu tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial biasa, tetapi menghabiskan waktunya melihat gadget," paparnya.

2. Menkes sebut akan ada skrining kesehatan mental anak

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di kantor IDN, Jakarta (IDN Times/Tata Firza)

Budi melanjutkan, oleh karena itu, untuk mendeteksi adanya berbagai gangguan mental anak tersebut ke depannya program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Hari Ulang Tahun juga akan mencakup skrining kesehatan kejiwaan anak.

"Ke depannya, Kementerian Kesehatan akan melakukan skrining (kesehatan) jiwa di program cek kesehatan gratis bagi anak-anak. Kita akan segera mulai," ungkapnya.

3. Kemkomdigi akan buat aturan pembatasan media sosial bagi anak

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/1/2025). Dalam pertemuannya dengan Presiden, Menkomdigi Meutya melaporkan perkembangan program-program unggulan kementeriannya yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz)

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengemukakan bahwa aturan pembatasan penggunaan media sosial dibutuhkan untuk melindungi anak-anak dari risiko paparan konten negatif di ruang digital.

Sebab, menurut dia, ancaman kejahatan terhadap anak di dunia maya sekarang semakin kompleks, pemerintah menyiapkan regulasi untuk meningkatkan perlindungan anak di ruang digital.

"Keamanan dan perlindungan anak di dunia digital sangat penting," kata Meutya Hafid.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us