Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KSAD Dudung Kirim Pasukan untuk Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman ketika mengunjungi Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi. (www.instagram.com/@dudung_abdurachman)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan pasukan ke Papua, untuk membebaskan pilot Susi Air yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Jumat (10/2/2023).

Pemberangkatan pasukan melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dudung mengaku ikut berangkat ke Papua untuk memberikan dukungan moril kepada timnya. 

"Jadi, saya ke Halim dan melihat pasukan yang diberangkatkan ke Papua. Penting bagi saya untuk memberikan (dukungan) moril bagi mereka," ujar Dudung kepada media di Jakarta, Sabtu (11/2/2023). 

Dudung mengatakan pasukan TNI AD yang dikirim ke Papua bakal difokuskan untuk penanganan di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan yang menjadi lokasi aksi teror KKB yang terus berulah.

"Kayaknya pasukan dikirim (khusus) ke Distrik Paro saja," tutur dia. 

Namun, Dudung enggan mengungkap berapa banyak jumlah pasukan yang dikirim dari Jakarta ke Nduga, Papua. Hal itu, kata dia, lantaran menyangkut faktor keamanan. 

Selain menyelamatkan pilot, pasukan TNI juga dikerahkan untuk menghadapi KKB. Pasukan tambahan yang dikirim dari Jakarta itu bakal terlibat dalam operasi khusus untuk menyelamatkan pilot maskapai Susi Air, Philip Mark Mehrtens.

"Kira-kira begitu lah. Kedua target itu harus tercapai," kata Dudung. 

Lalu, bagaimana kondisi kapten Philip hingga hari ini? Apa yang diinginkan  KKB dengan menyandera kapten Philip?

1. Polri sedang berusaha membuka komunikasi dengan TPNPB-OPM

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). (dok. TPNPB-OPM)

Sementara, hingga saat ini Polda Papua mengaku belum mengetahui keadaan dan posisi pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu. Ia pun membantah ada operasi khusus yang digelar untuk menyelamatkan Kapten Philip.

KKB mulai menyandera Philip sejak 7 Februari 2023. Pesawat Susi Air yang dikemudikan Philip dibakar KKB. Padahal, semula pesawat jenis Pilatus Porter P-4/PK-BVY bakal digunakan untuk mengevakuasi 15 pekerja sipil yang sedang membangun puskesmas di Kabupaten Nduga.

"Kami tidak menggelar operasi. Pencarian dilakukan oleh personel gabungan TNI-Polri dan didukung oleh pemerintah daerah," ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Ignatius Benny Prabowo kepada media, Jumat (10/2/2023). 

Saat ini, pihaknya tengah fokus menjalin komunikasi dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Salah satu caranya dengan menjalin kontak melalui tokoh-tokoh masyarakat. 

"Kami berupaya untuk membuka komunikasi sebaik-baiknya terhadap pihak manapun. Dengan tujuan, pencarian terhadap pilot ini bisa didapatkan dengan selamat. Kami mengusahakan untuk menghindari jatuhnya korban," kata dia. 

2. TPNPB-OPM tegaskan pilot Susi Air disandera, bukan melarikan diri

ilustrasi pesawat (Susi Air) (IDN Times/Rehia Sebayang)

Sementara, juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengklaim kelompok pimpinan Egianus Kogoya membawa pilot asal Selandia Baru itu ke markas mereka. Ia menyampaikan hal tersebut untuk membantah pernyataan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, yang menyebut Kapten Philips melarikan diri, bukan disandera. 

"TPNPB sudah menyatakan pilotnya kami sandera," ujar Sebby kepada media pada 8 Februari 2023.

Sebby mengungkapkan TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya mengatakan butuh waktu satu hingga dua hari, agar TPNPB-OPM tiba di markas dengan pilot Susi Air tersebut. Maka, diperkirakan mereka sudah tiba di markas. 

"Tidak, lagi di lapangan terbang itu sudah jauh. Mereka masih berada di perjalanan," tutur dia. 

Ia menjanjikan bakal mengirimkan video dan foto yang menggambarkan kondisi Kapten Philip saat tiba di markasnya.

3. TPNPB-OPM jadikan pilot Susi Air alat untuk berdialog dengan Jakarta

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Sebby Sambom. (dok. TPNPB-OPM)

Lebih lanjut, Sebby menjelaskan, pilot Susi Air itu bakal dijadikan alat untuk bernegosasi dengan pemerintah pusat di Jakarta. Ia juga menyebut pihaknya tidak segan-segan mengeksekusi pilot tersebut seandainya Jakarta tak memenuhi tuntutan mereka, yakni agar Papua bisa lepas dari Indonesia.

"Pilot masih hidup dan dia akan disandera buat negoisasi dengan Jakarta. Jika Jakarta kepala batu, maka pilot akan dieksekusi. Nanti, kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB-OPM akan monitor," ungkap Sebby kepada IDN Times pada 7 Februari 2022 lalu. 

"Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan melepaskan pilot yang kami sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan melepaskan kami dari negara kolonial Indonesia," tutur dia. 

Ia juga mengatakan, pihaknya bakal melayangkan surat ke Pemerintah Selandia Baru, negara asal pilot Susi Air. Mereka juga menuntut pertanggung jawaban dari Selandia Baru.

"New Zealand, Australia, Eropa, dan Amerika mengirim senjata kepada TNI-Polri. Mereka melatih TNI-Polri untuk membunuh orang asli Papua selama 60 tahun," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Rochmanudin Wijaya
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us