KSP: BUMDes dan Koperasi Merah Putih Berjalan Bersama, Desa Makmur

- Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari menekankan pentingnya kolaborasi antara BUMDes dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih agar desa semakin mandiri secara ekonomi.
- BUMDes dan Koperasi Merah Putih dinilai sebagai mesin utama penggerak ekonomi di tingkat desa, bukan untuk bersaing, melainkan menjadi mitra yang saling memperkuat peran ekonomi desa.
- Kedua entitas ini harus dikelola secara bijak oleh pemerintah desa agar manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Pemerintah pusat juga akan memfasilitasi akses pembiayaan bagi koperasi berbasis proposal bisnis yang sehat.
Jakarta, IDN Times – Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari menekankan pentingnya membangun kolaborasi antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Hal itu dilakukan agar desa semakin berdaya dan mandiri secara ekonomi.
Menurutnya, BUMDes dan Koperasi Merah Putih dinilai sebagai mesin utama penggerak ekonomi di tingkat desa.
Qodari menyebut, keberadaan BUMDes dan Koperasi Merah Putih bukan untuk saling bersaing, melainkan menjadi mitra yang saling memperkuat peran ekonomi desa. Kedua entitas ini harus dikelola secara bijak oleh pemerintah desa agar manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kata kuncinya ada di kepala desa. BUMDes adalah milik desa, keuntungannya untuk desa. Sementara koperasi itu dari anggota, untuk anggota. Kalau keduanya berjalan, desa akan makmur, kegiatan ekonomi rakyat berjalan baik, dan kesejahteraan meningkat,” ujar Qodari dalam keterangannya saat kunjungan kerja untuk meninjau langsung proses pembentukan Koperasi Putih di tiga desa yang ada di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (31/5/2025).
1. BUMDes dan Koperasi Merah Putih bisa mendukung ekonomi masyarakat

Qodari menjelaskan, baik BUMDes maupun koperasi desa punya ruang masing-masing dalam mendukung ekonomi masyarakat. Ia mengatakan, keduanya tidak perlu dipertentangkan, justru harus berjalan beriringan dengan fungsi berbeda yang saling melengkapi.
“Kalau BUMDes itu hasil usahanya untuk desa, sedangkan koperasi desa dari anggota dan untuk anggota. Koperasi desa mungkin banyak berkaitan dengan kebutuhan rutin, yang juga harus menyesuaikan dengan pelaku usaha lokal. Sementara BUMDes lebih fokus pada potensi desa yang bisa dikembangkan,” ucap dia.
“Kalau dua mesin ini berjalan, desa bisa memiliki berbagai fasilitas, kegiatan ekonomi rakyat berjalan, dan kesejahteraan akan meningkat. Ini keren banget,” sambungnya.
2. KSP akan beri akses pembiayaan untuk Koperasi Merah Putih

Tak hanya mendorong pembentukan koperasi, pemerintah pusat melalui KSP juga akan memfasilitasi akses pembiayaan bagi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang berbasis pada proposal bisnis yang sehat dan realistis. Tujuannya agar koperasi benar-benar memiliki daya saing dan keberlanjutan.
“Kalau koperasi desa mau maju, tentu harus mengerjakan kegiatan usaha yang nyata dan dibutuhkan masyarakat,” kata dia.
3. Siapkan proposal yang berkualitas

Lebih lanjut, Qodari meminta pemerintah desa dan pengurus koperasi untuk bisa menyiapkan proposal bisnis berkualitas agar layak dibiayai lembaga keuangan.
“Saya sudah sampaikan, teman-teman di desa harus bisa membuat proposal bisnis yang bagus, standar seperti bank-bank besar. Kalau proposal bisnisnya disetujui bank, berarti sudah top dan punya kelayakan usaha yang kuat,” ujar dia.