Kurikulum CINTA, UIN Walisongo Buka Fakultas Kedokteran-Riset Kanker

- Fakultas Kedokteran UIN Walisongo resmi didirikan dengan program studi kedokteran, menerima 50 mahasiswa baru lulusan SMA/MA.
- FK UIN Walisongo menjadi satu-satunya di Indonesia yang menyediakan pembelajaran Stem Cell untuk riset kanker.
- Implementasi Kurikulum CINTA pada fakultas ini menanamkan nilai spiritual, kemanusiaan, keberlanjutan, dan nasionalisme ke dalam pendidikan medis.
Jakarta, IDN Times - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang resmi mendirikan Fakultas Kedokteran, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 193/B/O/2025.
Ini menambah deretan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang memiliki program studi kedokteran. Tahun ini juga, FK UIN Walisongo akan mulai menerima 50 mahasiswa baru lulusan SMA/MA dari seluruh Indonesia yang bertekad kuat menjadi dokter yang berintegritas serta berdedikasi.
1. Satu-satunya fakultas kedokteran dengan fokus riset Stem Cell untuk kanker

Fakultas Kedokteran UIN Walisongo menjadi satu-satunya di Indonesia, yang menyediakan sarana pembelajaran Stem Cell untuk riset kanker.
Ini menjadikannya pelopor dalam pendekatan kedokteran regeneratif berbasis riset.
2. Bernafaskan pendidikan Islam melalui kurikulum CINTA

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, fakultas ini mengimplementasikan Kurikulum CINTA yang menanamkan nilai spiritual, kemanusiaan, keberlanjutan, dan nasionalisme ke dalam pendidikan medis.
“Kita ingin melahirkan dokter-dokter muslim yang mencintai Allah dengan ilmu yang diamalkan, mencintai sesama dengan pelayanan kemanusiaan, mencintai lingkungan melalui praktik medis berkelanjutan, dan mencintai bangsa lewat kontribusi nyata dalam kesehatan masyarakat,” kata Amien.
3. Disiapkan dengan standar tinggi

Sementara, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag, Sahiron, menjelaskan proses pendirian FK UIN Walisongo telah melalui tahapan seleksi ketat, termasuk kesiapan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, serta sistem penjaminan mutu.
Menurut Sahiron Kemenag ingin lulusan PTKIN unggul secara akademik, dan peka terhadap kondisi sosial masyarakat.
“Kita ingin para dokter dari PTKIN tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga membawa nilai-nilai keislaman dan kepekaan sosial ke tengah masyarakat,” ujar dia.
4. Distingsi lulusan berkarakter W-A-L-I-S-O-N-G-O

Sahiron menjelaskan lulusan FK UIN Walisongo dirancang untuk mencetak dokter muslim yang berkarakter kuat, religius, dan mempunyai kepekaan sosial yang tinggi.
Selain itu, kata dia, distingsi lulusan dirumuskan memiliki sembilan karakter khas “ W-A-L-I-S-O-N-G-O,” yakni Wise, Adaptive, Literate, Intellect, Strong-willed, Obedient, Nurturant, Growth Mindset, dan Open-minded.
5. Didukung infrastruktur unggul dan tenaga pendidik profesional

Sahiron menyebut infrastruktur dan fasilitas FK UIN Walisongo telah dipersiapkan matang, mulai dari gedung fakultas, laboratorium kedokteran, rumah sakit satelit, sampai pembangunan rumah sakit pendidikan. Disiapkan juga 26 tenaga pendidik ahli dan 30 dosen PNS bidang kedokteran.
Tidak sekadar unggul dalam sarana, Sahiron menambahkan, FK UIN Walisongo juga mengusung pendekatan inovatif dalam kurikulumnya, yaitu modifikasi gaya hidup untuk manajemen penyakit diabetes melitus.