Majelis Masyayikh Gelar Asesmen Tahap I untuk Dikdasmen Pesantren

- Asesmen dilakukan dengan pendekatan dialog dan memperhatikan kondisi aktual di satuan pendidikan.
- Majelis Masyayikh memetakan kapasitas setiap satuan pendidikan untuk merumuskan rekomendasi peningkatan mutu.
- Asesmen diharapkan menjadi penguat ekosistem mutu pendidikan pesantren yang lebih kokoh dan sistematis.
Jakarta, IDN Times - Pelaksanaan Asesmen Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren Jenjang Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Tahap I 2025 menjadi strategi dalam memperkuat mutu pendidikan pesantren. Pada tahap ini, Majelis Masyayikh menempatkan pesantren sebagai mitra dalam proses asesmen.
Pendekatan tersebut dirancang untuk membangun ekosistem mutu yang lebih berkelanjutan dan relevan dengan dinamika pesantren. Asesmen berlangsung pada 23 Oktober–24 November 2025 dengan melibatkan 38 satuan pendidikan dari tiga jenis penyelenggaraan, yaitu Muadalah Salafiyah, Muadalah Mu’allimin, dan Pendidikan Diniyah Formal.
Majelis Masyayikh merupakan lembaga independen sebagai wujud pelaksanaan Undang-Undang tersebut. Meski berdiri secara otonom, Majelis Masyayikh berfungsi memastikan sistem penjaminan mutu pendidikan pesantren berjalan efektif.
1. Asesmen dilakukan dengan pendekatan dialog hingga memperhatikan kondisi aktual di satuan pendidikan

Ketua Majelis Masyayikh, Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), menegaskan asesmen digunakan sebagai ruang kolaboratif yang menghubungkan pesantren dan asesor. Pendekatan ini menekankan dialog, pendampingan, serta pembacaan mendalam terhadap kondisi aktual satuan pendidikan.
"Asesmen kami arahkan sebagai ruang kolaboratif untuk memperkuat mutu pendidikan. Pesantren didorong untuk melihat dirinya sendiri secara lebih jujur dan komprehensif. Sementara asesor hadir bukan untuk menghakimi, melainkan memberikan perspektif luar yang objektif dan berbasis standar mutu," ujar Gus Rozin dalam keterangannya, dikutip Senin (17/11/2025).
2. Majelis Masyayikh memetakan kapasitas setiap satuan pendidikan

Majelis Masyayikh juga menekankan pentingnya pemetaan kapasitas awal setiap satuan pendidikan. Pemetaan ini diperlukan untuk merumuskan rekomendasi peningkatan mutu yang sesuai kebutuhan dan dapat diterapkan secara bertahap. Anggota Divisi Dikdasmen Majelis Masyayikh, A'la Basyir, mengatakan asesmen tidak hanya memeriksa pemenuhan standar, tetapi juga melihat aspek-aspek yang perlu diperkuat.
"Rangkaian asesmen ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kesiapan mutu pesantren. Rekomendasi yang dihasilkan harus dapat menjadi panduan bagi pesantren untuk meningkatkan kapasitasnya secara bertahap dan berkelanjutan," ujar A'la.
3. Asesmen diharapkan jadi penguat ekosistem mutu pendidikan pesantren

Pelaksanaan asesmen ini diharapkan menjadi bagian dari upaya menyusun ekosistem mutu pendidikan pesantren yang lebih kokoh. Majelis Masyayikh memastikan, asesmen tidak berhenti pada penilaian semata, tetapi diarahkan pada pola peningkatan mutu yang lebih sistematis dan tetap menghargai tradisi keilmuan pesantren.
Dengan pendekatan asesmen yang bersifat dialogis dan konsultatif, pendidikan pesantren jenjang Dikdasmen diharapkan semakin siap menjawab kebutuhan zaman sekaligus menjaga karakter edukatif yang telah menjadi ciri khasnya.
















