Habil Marati, Sang Politikus Perlente pada Masanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nama politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Habil Marati mencuat di media massa sejak ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan Aksi 21-22 Mei 2019 lalu. Habil diduga sebagai dalang dari rencana penembakan pembunuhan empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei, serta sebagai penyokong dana untuk pembelian senjata.
Walau pun lama tak terdengar kabarnya, politikus sekaligus pengusaha yang lahir di Raha, Sulawesi Tenggara ini, masih aktif di PPP. Siapa sesungguhnya sosok Habil Marati?
1. Memiliki bisnis di sektor kimia
Semasa muda, Habil sempat mempelajari mengenai reaktor kimia di beberapa negara. Pengalaman itulah yang mendorongnya berbisnis di sektor kimia, Dia memiliki pabrik di Indramayu lewat PT. Batavindo Krida Nusa.
Selain itu, Habil juga memimpin sejumlah perusahaan lain seperti PT. Galaxy Pasific Evalindo, PT. Makassar Perrosal Global, PT. Satomer Asri Fiberindo, PT. Industry Kakao Utama, dan PT. Agra Post Lava.
Berangkat dari sinilah, Habil terlihat lebih berkelas dibanding dengan politikus lain pada masanya. Walau pun dari sisi usia, Habil dapat dikatakan muda pada saat itu dibanding yang lain.
Baca Juga: Akan Bunuh 4 Tokoh Nasional, Kivlan Zen Dapat Dana dari Habil Marati
2. Sebagai penyokong dana pembunuhan empat petinggi negara
Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka salah satunya karena diduga sebagai pemberi dana untuk penyediaan senjata dalam rencana pembunuhan empat petinggi negara. Habil memberikan uang kepada purnawirawan TNI, Kivlan Zen, sebagai pencari eksekutor penembakan empat tokoh.
Editor’s picks
Uang yang diserahkan Habil kepada Kivlan sebesar SGD15.000 atau senilai Rp150 juta sebagai dana operasional.
3. Sempat menjadi manajer timnas Indonesia
Calon anggota legislatif 2019 ini tidak hanya berkarier di bidang politik. Dia pernah dipercaya oleh PSSI untuk menjabat sebagai manajer tim nasional (timnas) Indonesia pada 2012.
Saat itu, tentu penikmat sepakbola Indonesia berharap Habil bisa membawa timnas berjaya di Piala AFF 2012. Namun ternyata perjalanan timnas begitu buruk sehingga tidak mampu lolos ke babak selanjutnya. Usai gagal membawa kemenangan untuk timnas, jabatannya sebagai manajer berhenti pada 5 Desember 2012.
Habil Marati juga pernah menepati jabatan Wakil Ketua Bidang Perwasitan Sepakbola Seluruh Indonesia (BWSI) periode 2007-2011. Dalam bursa kepengurusan PSSI, Habil juga sempat maju menjadi bakal calon anggota Komite Eksekutif PSSI.
4. Hampir dipecat dari PPP
Pada saat kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Habil menjadi salah satu anggota yang berseberangan dengan mayoritas fraksi di DPR dalam pembentukan Pansus Buloggate dan Bruneigate untuk menyelidiki aliran dana ke Gus Dur.
Walau pun akhirnya Habil menjadi anggota pansus, perannya lebih sebagai pengganggu dan sikapnya berlawanan dengan kebijakan partainya.
Politikus senior PPP, Bachtiar Chamsyah, yang pada saat itu menjabat sebagai ketua pansus, jengah atas sikap Habil dan menarik anggota Komisi IX itu dari pansus. Sampai akhirnya, PPP menjatuhkan skors kepada Habil yang bila tidak diindahkan akan berujung pemecatan.
Baca Juga: 5 Fakta tentang Habil Marati, Terduga Penyandang Dana Kasus Kivlan Zen