Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Guru Besar Unpad: MBG Bisa Tekan Kemiskinan 5,8 Persen

Siswa SD Negeri 25 Palembang menerima menu takjil MBG saat ramadan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jakarta, IDN Times — Ahli kemiskinan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf, mengungkapkan kajian bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto bisa menekan kemiskinan hingga 5,8 persen.

1. Kemiskinan bisa berkurang hingga 5,8 persen

Berbagai kalangan masyarakat mengikuti sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar Badan Gizi Nasional (BGN) dan DPR RI di Kecamatan Mariso, Makassar, Minggu (23/2/2025). (Dok. Istimewa)

Hal ini dikatakannya usai bertemu Prabowo bersama Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DENP) Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Rabu (19/3).

"Program ini sangat bagus sekali dalam konteks menciptakan lapangan kerja baru sampai 1,9 juta, lalu kemudian menekan kemiskinan itu bisa berkurang mencapai 5,8 persen," kata Arief yang juga merupakan anggota DEN.

Ia pun mencontohkan, apabila dalam satu keluarga memiliki tiga orang anak, keluarga itu bisa mendapatkan per bulannya Rp600 ribu dari MBG, sekitar Rp200 ribu dari Program Keluarga Harapan (PKH), dan sekitar Rp200 ribu dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

2. Lakukan audit oleh BPKP

Wadah untuk program Makan Bergizi Gratis di Makassar menggunakan ompreng. (IDN Times/Istimewa)

Lebih jauh, Arief mengatakan bahwa program MBG yang sangat progresif ini perlu dipastikan berjalan dengan baik dengan segera melakukan business process review, lalu audit rutin oleh BPKP.

3. Masyarakat perlu diberi ruang untuk berperan

Presiden Prabowo Subianto mendadak meninjau pembagian program makan bergizi gratis (MBG) di SDN 1 dan SDN 2 Kedung Jaya, Bogor, pada Senin (10/2/2025) (dok. Tim Media Prabowo)

Menurutnya, masyarakat perlu diberikan ruang untuk berperan, agar monitoring bisa dilakukan, dan memperkuat pengawasan terkait bahan-bahan. “Yang kalau tidak perlu impor, tidak usah diimpor,” kata Arief.

"Nah, ini kita membuat rantai pasok terjaga sehingga dampaknya seperti yang diharapkan tapi sekali lagi mari kita jaga bersama," tambahnya. (WEB)

*Artikel ini merupakan kerja sama antara IDN Times dan Tim Komunikasi Prabowo

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridho Fauzan
Cynthia Kirana Dewi
Ridho Fauzan
EditorRidho Fauzan
Follow Us