Megawati Ditemani Ganjar-Puan Tinjau Pameran Pangan di Rakernas PDIP
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meninjau pameran pangan yang ada di area Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIEXpo Kemayoran, Jakarta. Saat meninjau pameran, Megawati ditemani oleh bakal calon presiden (bacapres) PDiP, Ganjar Pranowo.
Selain itu, putra dan putri Megawati yakni Ketua DPP PDIP M Prananda Prabowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Tema Rakernas IV PDIP adalah "Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia" dengan sub tema "Pangan Sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia".
1. Megawati berkeliling selama 40 menit di area pameran
Megawati berkeliling di area pameran selama 40 menit. Megawati pun sempat bercengkerama dengan para penjual di acara pameran.
Megawati mengunjungi booth Media Pintar Perjuangan (MPP), booth BRIN, hingga ke stand bibit padi Mari Sejahterakan Petani (MSP). Dalam kesempatan itu, Ganjar juga diajak berdialog dengan penjaga booth.
2. Mega sindir Jokowi soal Bea Masuk impor gandum 0 persen
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyentil kebijakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang membuat bea masuk impor gandum 0 persen. Menurutnya, instrumen pajak dan fiskal yang memberikan stimulus bagi riset, inovasi dan peningkatan produksi nasional.
"Ini pun mengapa saya berpikir, dan mungkin saya juga minta tolong lagi sama Bapak Presiden, saya mendapatkan informasi, dan itu tolong diperhatikan dan dilihat, bahwa bea masuk impor gandum itu nol persen," ujar Megawati di Rakernas IV PDIP, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Dalam kesempatan itu, Megawati menegaskan tidak anti gandum. Dia juga suka makan roti dan mi.
"Saya bukannya anti gandum. Saya juga senang hamburger, mi. Namun mengingat gandum tadi setelah saya terangkan tidak bisa ditanam di sini," kata dia.
3. Megawati sampaikan ada 10 sumber pangan di Indonesia
Megawati mengatakan, Indonesia memiliki 10 sumber pangan seperti pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, talas, hanjalani, ubi jalar, beras.
"Sekiranya bea masuk bisa diterapkan dalam masa transisi. Maka dana yang ada bisa dipergunakan juga untuk menambah biaya riset terhadap produk substitusi gandum," imbuhnya.
