Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mensos Yakin Bansos Tepat Sasaran dengan Data Terpadu Sosial Ekonomi

Menteri Negara Koordinator (Menko) Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dan Mensos Syaifullah Yusuf di Gedung PMK. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Menteri Negara Koordinator (Menko) Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dan Mensos Syaifullah Yusuf di Gedung PMK. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan program perlindungan sosial akan semakin efektif dengan penggunaan Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang sudah mencapai tahap finalisasi. Dengan basis data ini, bantuan sosial akan tepat sasaran.  

Penggunaan data tunggal ini, menurut Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), merupakan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto untuk meminimalisir potensi kesalahan dalam penyaluran Bansos, sebagaimana disinyalir sejumlah pihak. 

“Pak Prabowo sejak awal mengajak kita kerja dengan data yang akurat. Apa yang dikerjakan selama tiga bulan terakhir ini adalah dalam usaha untuk memperoleh data yang lebih akurat. Masukan-masukan yang baik akan terus kita jadikan bahan evaluasi penyaluran ke depan. Kita sepakat dengan BPS tiap 3 bulan kita lakukan pemutakhiran,” ujar Gus Ipul menjawab pertanyaan terkait kritik bansos sering salah sasaran di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (11/2/2025). 

1. Pemberian bansos diyakini akan lebih akurat

Ilustrasi PT Pos Indonesia (Persero) menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako (dok. PT Pos Indonesia)
Ilustrasi PT Pos Indonesia (Persero) menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako (dok. PT Pos Indonesia)

Dia mengatakan dengan data baru yang lebih akurat maka potensi bansos salah sasaran bisa diminimalisir. Pemberian bansos diyakini akan lebih akurat.

Kementerian Sosial sendiri tiap tahun menyalurkan bansos sekitar Rp75 triliun. Angka inipun berupa chash transfer sehingga langsung ke penerima manfaat. Di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). 

“Cash transfer kita Rp75 triliun per tahun langsung ke bank Himbara dan PT Pos,” katanya.

2. Bansos salah sasaran bisa diminimalisir

Kemensos bersinergi dengan PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND dalam menyalurkan Bantuan Sosial Atensi Yatim Piatu (Yapi). Kali ini, bansos diberikan kepada para anak yatim, piatu, dan yatim piatu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (dok. PT Pos Indonesia)
Kemensos bersinergi dengan PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND dalam menyalurkan Bantuan Sosial Atensi Yatim Piatu (Yapi). Kali ini, bansos diberikan kepada para anak yatim, piatu, dan yatim piatu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (dok. PT Pos Indonesia)

Ihwal penyaluran Bansos dianggap kurang efektif, Gus Ipul menegaskan hal itulah yang menjadi dasar Presiden Prabowo memberikan instruksi agar program Bansos serta subsidi berbasiskan pada data yang akurat dan valid, yaitu DTSEN. Sebab, selama ini banyak lembaga yang berkaitan dengan program perlindungan sosial memiliki data sendiri-sendiri. 

"Mudah-mudahan dengan data yang baru ini, bansos salah sasaran bisa diminimalisir dan kelak tidak akan terjadi lagi," tegas Gus Ipul.

3. Data tunggal akan diatur melalui instruksi presiden

Cek DTKS bansos Jakarta/dok DTKS
Cek DTKS bansos Jakarta/dok DTKS

DTSEN sendiri merupakan integrasi tiga pangkalan data utama, yaitu DTKS, Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Konsolidasi data ini kemudian akan diuji silang oleh BPS dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) milik Kementerian Dalam Negeri guna memastikan akurasi data. 

Data tunggal ini nantinya, akan diatur melalui instruksi presiden sehingga menjadi acauan yang digunakan oleh semua pihak. Namun data ini juga masih bersifat dinamis, sehingga Kemensos bersama BPS terus melakukan pemutakhiran setiap tiga bulan sekali untuk memastikan data tetap valid. 

“Kita bersama pilar-pilar sosial, Pemda dan masyarat melakukan pemutakhiran bersama baik lewat jalur Formal maupun Partisipasi lewat aplikasi Cek Bansos yang terus kita sempurnakan untuk Usul Sanggah,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
Dwi Agustiar
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us