Menteri LH Tinjau Langsung PT Agincourt dan PT NSHE di DAS Batang Toru

- Indikasi kuat adanya perubahan bentang alam
- Pantauan udara dan groundcheck langsung untuk mengumpulkan data
- KLH akan mereview kembali seluruh persetujuan lingkungan
Jakarta, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, meninjau langsung wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatra Utara (Sumut) pada Jumat (5/12/2025).
Dalam rangkaian peninjauan tersebut, Hanif melakukan pengawasan langsung terhadap dua perusahaan, yaitu PT Agincourt Resources dan PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE) yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru.
“Dari peninjauan udara, kami mengidentifikasi sedikitnya tiga sumber utama yang memperparah banjir: kegiatan hutan tanaman industri, pembangunan listrik tenaga air yang masif, dan aktivitas penambangan emas di DAS Batang Toru. Semua ini memberi kontribusi signifikan terhadap tekanan lingkungan,” ujar Hanif dalam keterangan tertulisnya.
1. Indikasi kuat adanya perubahan bentang alam

Hanif menjelaskan, pengawasan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana aktivitas pembangunan serta pemanfaatan ruang berkontribusi terhadap tekanan lingkungan di hulu DAS.
Pemeriksaan lapangan dilakukan setelah pantauan udara memberikan indikasi kuat adanya perubahan bentang alam yang mempengaruhi aliran air di kawasan tersebut.
“Beberapa aktivitas skala besar terbukti memberikan tekanan tambahan bagi DAS Batang Toru, terutama dalam situasi curah hujan ekstrem,” ujarnya.
2. Pantauan udara dan groundcheck langsung untuk mengumpulkan data

Identifikasi awal dilakukan melalui kombinasi pantauan udara dan groundcheck langsung di titik-titik yang diduga menambah beban limpasan air. Penjelasan ini disampaikan untuk menggambarkan kondisi faktual di hulu DAS yang kini berada dalam tekanan tinggi akibat beragam aktivitas pemanfaatan ruang.
Selain itu, kawasan hulu juga didominasi oleh hamparan luas lahan pertanian, baik lahan kering maupun lahan basah, yang turut mempengaruhi kemampuan tanah menyerap air hujan.
“KLH kini melakukan verifikasi lapangan secara menyeluruh untuk memastikan seluruh temuan dapat diikuti dengan tindakan korektif yang presisi,” ujar Hanif.
3. KLH akan mereview kembali seluruh persetujuan lingkungan

Hanif menegaskan, pemulihan lingkungan tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus memandang keseluruhan ekosistem sebagai satu kesatuan. Ia menekankan bahwa pola curah hujan ekstrem yang terjadi belakangan ini harus menjadi acuan baru dalam perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
“Semua temuan ini harus dinilai dalam satuan lanskap yang utuh, dan dengan intensitas hujan yang kini melampaui 250 bahkan 300 mm, KLH akan mereview kembali seluruh persetujuan lingkungan yang berlaku di DAS Batang Toru,” jelas Menteri Hanif.
Sejalan dengan itu, KLH memperketat pengawasan terhadap aktivitas pemanfaatan ruang di kawasan rawan banjir dan longsor, termasuk dua perusahaan yang disidak di Batang Toru. Setiap kegiatan di lereng curam, hulu DAS, dan alur sungai kini diverifikasi ulang terhadap izin lingkungan dan kesesuaian tata ruang.
“Penegakan hukum akan ditempuh apabila ditemukan pelanggaran yang berpotensi menambah risiko bencana,” ujar dia.
Menteri Hanif juga masih akan melakukan verifikasi lapangan secara langsung terhadap perusahaan lainnya yang terindikasi memberi kontribusi signifikan pada tekanan lingkungan, sehingga memperparah bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatra.














