Nakes Korban KKB di Kiwirok: Saya Tidak Ingin Kembali Bertugas

Jakarta, IDN Times - Dua dari empat tenaga kesehatan (nakes) korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila mengungkap traumatik yang dialaminya.
Mereka mengaku sudah lima tahun sebagai tenaga kesehatan honorer yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang dan baru kemarin mengalami insiden yang tidak akan dilupakan seumur hidup.
"Saya tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman, karena trauma," ungkap kedua nakes secara bergantian, dikutip ANTARA, Selasa (21/9/2021).
1. Nakes dikejar dengan panah dan senjata tajam

Kristina mengakui saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas.
Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam hingga sempat melukai mereka, para nakes.
"Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang namun mereka tetap mengejar dan menganiaya," ungkapnya.
2. Kristina jatuh ke jurang sedalam 500 meter

Kristina mengaku dirinya terjatuh paling dalam, yakni sekitar 500 meter bertahan dengan minum air hujan selama tiga hari sebelum dievakuasi anggota TNI-Polri.
Atas kejadian ini, Kristina Sampe yang mengalami luka tusuk benda tumpul di paha ini mengaku tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman.
3. Kristina bantah KKB soal nakes bawa senjata api

Kedua nakes yang hingga kini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura, itu secara tersendat-sendat kembali mengisahkan insiden yang dialami mereka seraya membantah TPNPB-OPM bahwa dr Restu memegang senjata karena dirinya juga terluka.
"Apa yang beredar di luar sangat tidak benar dan itu perbuatan yang keji karena keberadaan kami semua untuk menolong masyarakat agar mendapat pelayanan kesehatan," ungkap keduanya yang dirawat di dalam satu kamar.
"Tidak benar berita yang beredar karena kami semua menjadi korban aksi penganiayaan yang dilakukan KKB, Senin lalu (13/9/2021)," sambung Kristina.