Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nepotisme Disebut Kembali Hadir di Era Reformasi

Pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti (IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti menilai nepotisme kembali hadir di era reformasi. Padahal, kata dia, upaya menghilangkan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) pernah dilakukan ketika meruntuhkan orde baru.

Hal itu Ikrar sampaikan dalam acara panggung rakyat yang digelar Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI) di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (9/12/2023).

“Padahal kita tahu pemerintahan yang lalu di era Orde Baru itu kita melakukan demonstrasi menggoyang pemerintahan Pak Harto yang intinya adalah meniadakan korupsi, kolusi dan nepotisme dan ternyata 25 tahun kemudian setelah reformasi, itu nepotisme kembali ada,” ujar Ikrar.

1. Pemimpin baru diharapkan jadi momentum untuk mengembalikan demokrasi

Aliansi Demokrasi Indonesia menggelar panggung rakyat serukan lawan korupsi (IDN Times/Istimewa)

Ikrar mengatakan, pemimpin baru pada Pilpres 2024 diharapkan menjadi momentum untuk mengembalikan demokrasi.

“Anda tahu kalo Anda nanti juga melihat mudah-mudahan pemimpin bangsa kita bukan yang pernah melanggar HAM. Jangan juga keluarga dari pemimpin yang berupaya untuk mencegah penindakan korupsi berlangsung di negeri ini,” ujar Ikrar.

2. Pemimpin baru diharapkan memiliki integritas di bidang HAM

Aliansi Demokrasi Indonesia menggelar panggung rakyat serukan lawan korupsi (IDN Times/Istimewa)

Dalam kesempatan itu, Ikrar juga berharap pemimpin baru memiliki integritas di bidang HAM dan korupsi. Sebab, korupsi membawa sengsara bagi masyarakat.

"Nanti juga jangan kemudian hanya tangan di bawah terus menerus dari tahun ke tahun karena itu tidak menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang bermartabat,” kata dia.

3. Indonesia emas 2045 harus terwujud

Aliansi Demokrasi Indonesia menggelar panggung rakyat serukan lawan korupsi (IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut, Ikrar menegaskan, Indonesia emas 2045 harus terwujud. Hal itu bisa dilakukan oleh pemimpin yang mau bekerja keras untuk Indonesia.

“Jangan mau tangan di bawah terus kita yang harus menentukan kemana arah negeri ini supaya 2045 ini kita bisa menjadi bangsa yang besar,” imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
Dwifantya Aquina
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us