Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli Jelang Lebaran, Pedagang Mengeluh

- Penurunan penjualan di Pasar Tanah Abang karena sepinya pembeli menjelang Lebaran.
- Pendapatan pedagang menurun hingga 40 persen, dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang berkurang dan pembelian online.
- Para pedagang berharap pemerintah mendukung keberlangsungan pasar tradisional di tengah persaingan dengan e-commerce.
Jakarta, IDN Times - Menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, sejumlah pedagang di pusat grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan adanya penurunan penjualan yang cukup signifikan pada tahun ini.
Para pedagang mengeluh lantaran menilai penjualan tahun ini tak seramai tahun sebelumnya, dikarenakan sepinya pembeli.
“Penjualan hari ini agak berkurang, khususnya di dua minggu menuju Lebaran tahun ini, lebih sepi dibandingkan tahun lalu, tahun lalu lebih ramai,” ujar Mikael, salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang ketika ditemui IDN Times di tokonya, Selasa (25/3/2025).
1. Jelang Lebaran, pedagang keluhkan penurunan omzet dan sepinya pembeli

Merosotnya jumlah pembeli berdampak langsung terhadap pendapatan pedagang di Pasar Tanah Abang.
Mikael (bukan nama sebenarnya) mengatakan, pendapatan tokonya menjelang Lebaran tahun lalu mencapai Rp4 juta dalam satu hari. Sedangkan, pendapatan tahun ini merosot hingga 20 persen atau hanya mencapai Rp2 juta dalam sehari, bahkan terkadang kurang dari itu.
“Penurunan omzet sekitar 20 persen, tahun lalu bisa Rp4 juta (per hari), sekarang malah Rp2 juta menjelang Lebaran tahun ini. Bahkan tak sampai Rp2 juta,” jelasnya.
Senada dengan Mikael, Rio (bukan nama sebenarnya), juga menyebutkan adanya penurunan pendapatan yang cukup signifikan menjelang Lebaran tahun ini. Tahun lalu, pendapatan tokonya bisa menembus Rp20 juta, namun tahun ini merosot hingga 40 persen.
“Penjualan lebih ramai tahun lalu, dan tahun ini penurunan omzet mencapai 40 persen. Biasanya kita bisa dapat Rp20 juta, sekarang Rp10 juta pun gak dapat,’’ ungkap Rio, selaku pedagang mukena di Blok A Pasar Tanah Abang.
2. Penjualan menurun, pedagang soroti daya beli dan tren belanja online

Rio menuding salah satu penyebab menurunnya penjualan tahun ini diakibatkan daya beli masyarakat Indonesia berkurang, dan cenderung membeli pakaian Lebaran secara online melalui e-commerce.
“Penjualan menurun karena daya beli masyarakat berkurang, terkadang pembeli menawar di bawah harga yang telah ditetapkan. Kemudian, daya beli masyarakat kurang dikarenakan lebih memilih membeli baju Lebarang di online shop,” ungkap dia.
Pedagang lainnya berinisial G juga mengalami hal sama. Dia menyebut menjelang Lebaran tahun ini masyarakat lebih memilih membeli baju melalui online shop. Selain itu, ia mengatakan, perekonomian di Indonesia sedang lesu sehingga daya beli masyarakat berkurang.
“Salah satunya, masyarakat lebih memilih untuk membeli lewat online shop, dan perekonomian masyarakat lagi gak baik-baik saja atau lesu,” ujarnya.
3. Para pedagang Tanah Abang berharap perekonomian Indonesia membaik

Meski dirundung bayang-bayang penurunan omzet penjualan, terdapat secercah harapan para pedagang terhadap pemerintah dan Indonesia.
“Harapannya semoga perekonomian masyarakat lebih baik, sehingga Pasar Tanah Abang bisa ramai kembali, seperti 2018,” kata G.
Sementara, Rio mengharapkan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendukung keberlangsungan pasar tradisional di tengah persaingan dengan e-commerce dan perubahan daya beli masyarakat.
“Dibutuhkan kebijakan dari pemerintah terkait dengan keberlangsungan pasar tradisional, terutama Pasar Tanah Abang,” ungkap Rio.