Pastikan Keamanan Vaksin, Dokter Anak: Peredarannya Terus Dipantau

Jakarta, IDN Times - Dokter spesialis anak sekaligus aktivis Yayasan Orangtua Peduli (YOP), Endah Citraresmi, mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi tidak benar seputar vaksin dan imunisasi.
Dia memastikan vaksin yang sudah beredar itu aman. Karena vaksin dibuat dengan tahapan-tahapan yang sesuai prosedur keamanan, mulai prauji klinik pada hewan, uji klinik pada manusia, hingga akhirnya mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Reaksi paling umum terjadi pascaimunisasi adalah reaksi ringan seperti nyeri dan bengkak di sekitar lokasi penyuntikan. Reaksi ini alamiah dan bisa sembuh dalam waktu singkat. Dibandingkan dengan reaksi ringan tersebut, manfaat vaksin jauh lebih besar," katanya dalam siaran tertulis, Senin (30/11/2020).
1. Vaksin yang beredar akan terus dipantau

Endah menjelaskan saat vaksin beredar di masyarakat, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) tetap memantau vaksin tersebut.
Sebagai contoh pemantauan, laporan KIPI dari catatan vaksinasi MR fase 1 2018 memperlihatkan sangat sedikit sekali kejadian ikutan pascaimunisasi yang terkait langsung dengan pemberian vaksin.
“Laporan KIPI hanya 255 dari 35 juta dosis vaksin, dan ternyata setelah diperiksa hanya 18 kasus yang berhubungan langsung dengan imunisasi, yang lainnya adalah kebetulan," terang Endah.
2. Vaksinasi membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh

Pada prinsipnya, lanjut Endah, vaksinasi membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak perlu melalui fase sakit saat diserang virus atau bakteri tertentu.
“Penyakit berat yang bisa mengakibatkan kecatatan dan kematian, kita buat vaksinnya. Itulah kenapa angka kematian balita di Indonesia jauh menurun dibandingkan sebelum ditemukan vaksin," katanya.
3. Negara menjamin keamanan vaksin

Endah mencontohkan pada kasus pneumonia di Indonesia yang turun karena sudah ditemukan vaksin. Pneumonia adalah penyakit yang paling banyak menimbulkan kematian pada balita.
"Semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang, membuat vaksin. Sebenarnya negara sudah menjamin keamanan vaksin. Bahkan negara tetap aktif memantau keamanan vaksin untuk melindungi warga negaranya," katanya.