Pegawai Akhiri Hidup Melompat dari Helipad, Bank Indonesia Berduka

- BI mengucapkan duka cita atas meninggalnya pegawai yang bunuh diri dengan melompat dari helipad.
- BI telah menyerahkan jenazah kepada keluarga dan membantu proses pemulasaraan jenazah.
- Polsek Metro Gambir mengungkap korban berusia 23 tahun dan baru empat bulan menjabat sebagai Asisten Manajer di BI.
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) akhirnya buka suara terkait salah seorang pegawainya yang mengakhiri hidup dengan melompat dari helipad pada Senin (26/5/2025). Mereka turut berduka cita atas insiden ini.
"Sehubungan dengan pemberitaan meninggalnya pegawai Bank Indonesia (BI) pada Senin (26/5/2025), kami merasakan duka mendalam atas berpulangnya salah satu anggota keluarga besar Bank Indonesia," tulis keterangan resmi mereka.
1. Bank Indonesia turut mengurus pemulasaraan jenazah

Masih berdasarkan keterangan tertulis mereka, pihak BI bersama dengan kepolisian sudah menyerahkan jenazah kepada keluarga. Mereka juga turut membantu proses pemulasaraan jenazah.
"Kami bersama keluarga dan pihak Kepolisian telah menghantarkan Almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya, dan seluruh proses pemulasaraan dan pemakaman telah berjalan dengan baik," tulis keterangan resmi itu.
2. Memohon doa bagi almarhum

Lebih lanjut, BI meminta agar semua pihak turut mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Mereka pun meminta semua menghormati duka yang dirasakan keluarga almarhum.
"Mohon doa rekan semua agar kiranya Almarhum mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah SWT. Demikian kami sampaikan, mohon empati rekan-rekan semua untuk menghormati rasa duka yang dirasakan keluarga almarhum," tulis keterangan tersebut.
3. Polisi sudah mengidentifikasi korban

Polsek Metro Gambir sudah melakukan identifikasi korban. Mereka mengungkap pegawai BI yang meninggal itu berinisial RANK, berusia 23 tahun dan baru empat bulan menjabat sebagai Asisten Manajer di BI
"Korban merupakan Asisten Manajer di BI sejak Januari 2025,” kata Kapolsek Gambir, Kompol Rezeki Revi saat dihubungi para jurnalis.
Depresi bukanlah persoalan sepele. Bila kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444.
Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.Kamu juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri, lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa.
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa. Kalian dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon 021-06969293 atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.