Pemprov DKI: Cek Kesehatan Gratis Tidak Termasuk Pengobatan

- Pemprov DKI Jakarta menyediakan cek kesehatan gratis, namun tidak termasuk pengobatan dan tindakan jika hasil tes menunjukkan penyakit.
- Pemeriksaan disesuaikan dengan usia dan beban penyakit, mulai dari bayi hingga lansia, termasuk skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dan pemeriksaan kanker.
Jakarta, IDN Times - Pemprov DKI Jakarta memastikan, program cek Kesehatan gratis tidak termasuk pengobatan dan tindakan jika hasil tes menunjukkan ada penyakit.
"Bukan pengobatan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, dikutip dari ANTARA, Minggu (9/2/2025).
Ani mencontohkan, jika dicek gigi, hanya akan diperiksa seluruh gigi dan menentukan apakah bermasalah atau tidak.
"Ada yang bolong gak dan lainnya, yang bolong tidak ditambal," kata dia.
1. Jenis pemeriksaan disesuaikan

Pemeriksaan yang dilakukan, kata Ani, akan disesuaikan dengan usia dan beban penyakit terbanyak kepada setiap pasien.
Bagi bayi baru lahir, maka dilakukan skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) untuk mengetahui apakah bayi mengalami Hipotiroid Kongenital (HK) atau tidak serta skrining G6PD.
Kemudian, balita dan anak prasekolah akan diperiksa pertumbuhan, perkembangan serta deteksi dini penyakit. Misalnya tuberkulosis, gangguan pendengaran, mata, gigi, talasemia, hingga gula darah.
"Usia dewasa, pemeriksaan mencakup evaluasi terhadap faktor risiko kardiovaskular dan paru seperti tuberkulosis dan PPOK," ujar Ani.
2. Pemeriksaan lainnya

Bagi orang dewasa, pemeriksaan berupa deteksi dini kanker payudara, leher rahim, paru, dan kanker usus juga dilakukan. Termasuk pemeriksaan fungsi indera, kesehatan jiwa, hati, dan calon pengantin.
Adapun pemeriksaan lanjut usia (lansia)difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum, seperti geriatri (kesehatan usia lanjut), gangguan kardiovaskular, paru, kanker, fungsi indera, kesehatan jiwa, dan hati.
"Pemeriksaan laboratorium lainnya, gula darah, kolesterol, ureum dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal. Itu semuanya bisa dilakukan di puskesmas," ucap dia.
3. Pasien turut diedukasi

Ani mengatakan, selain diperiksa, pasien juga akan diedukasi tentang kesehatan dan penyakit yang ditemukan dari hasil pemeriksaan.
Namun, pengobatan dan tindakan atas penyakit yang ditemukan itu dilakukan terpisah.
"Tindakan pakai mekanisme pelayanan di puskesmas maupun rumah sakit," ujar Ani.