Pemprov DKI Jakarta Bersolek Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran

- Pemprov DKI Jakarta lakukan perbaikan jalan jelang pelantikan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober 2024.
- 21 kepala negara akan hadiri acara tersebut, termasuk perbaikan jalan di Halim dan Soetta.
Jakarta, IDN Times - Pemprov DKI Jakarta mulai bersolek jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan digelar pada Minggu (20/10/2024).
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan, pihaknya telah menggelar rapat untuk perbaikan jalan yang akan dilewati tamu negara yang akan menghadiri pelantikan presiden.
"Tentunya kami melakukan beautifikasi perbaikan jalan karena ada tamu negara, ada yang di Halim dan Soetta. Termasuk juga jalan-jalan protokol yang akan dilalui oleh Kepala Negara yang akan hadir pada saat pelantikan tanggal 20 Oktober," ujar Heru di Balai Kota, Rabu (16/10/2024).
1. Sebanyak 21 kepala negara hadiri pelantikan Prabowo-Gibran

Sebelumnya, Ketua MPR, Ahmad Muzani, menyebut 21 kepala negara bakal menghadiri pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pada 20 Oktober 2024.
Hal tersebut disampaikan Muzani dalam Kompas 100 CEO Forum yang dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Jumat (11/10/2024).
"Dalam catatan kami, untuk sementara ada 18 bahkan ada 3 kemarin akan datang jadi 21 kepala negara, kepala pemerintahan yang akan datang menyaksikan pelantikan Presiden Republik Indonesia tanggal 20 yang akan datang," kata Muzani.
2. Kehadiran puluhan kepala negara jadi kehormatan

Kehadiran puluhan kepala negara dalam pelantikan itu disebut Muzani bakal jadi sebuah kehormatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Itu adalah kehormatan bagi seluruh bangsa Indonesia bukan hanya yang dilantik, tapi adalah kehormatan bagi bangsa Indonesia," ujar dia.
3. Suasana politik kondusif

Di sisi lain, Muzani turut menjelaskan suasana politik menjelang pelantikan Prabowo-Gibran sangat kondusif.
Ia menilai, hal itu penting untuk menjaga image Indonesia di mata dunia menjelang 20 Oktober.
"Suasana politik dalam proses pemilihan presiden begitu rupa, tetapi menuju tanggal 20 Oktober, suasana menjadi sangat kondusif dan semua partai politik sekarang merasa perlu untuk menjaga suasana itu sebagai sebuah upaya untuk menjaga suasana yang tenang di hadapan internasional karena akan banyak kepala negara, kepala pemerintahan yang akan datang," kata dia.