Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hubungan Jokowi-Prabowo Dinilai Semakin Mesra Jelang 20 Oktober

Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto saat ditemui usai upacara penurunan bendera di Istana Garuda IKN pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Ilman Nafi’an)

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan hubungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Presiden terpilih semakin mesra jelang pelantikan Presiden-Wakil Presiden, pada 20 Oktober 2024.

"Saya melihat pertemuan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi dua kali, di Senayan dan di Solo, menandakan bahwa Pak Jokowi dan Pak Prabowo tetap kompak. Meskipun banyak yang ingin mengadu domba, banyak yang ingin mereka berpisah, tetapi keduanya terus menjalin hubungan yang mesra dan harmonis, penting untuk bangsa dan negara," ujar Ujang kepada jurnalis, Rabu (16/10/2024).

1. Pertemuan Jokowi dan Prabowo menjadi simbol pemerintahan berkelanjutan

Potret Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto meninjau proyek di IKN (dok. Sekretariat Presiden)

Ujang menilai hubungan yang semakin akrab ini sangat dibutuhkan, terutama di masa transisi pemerintahan. Menurutnya, hubungan baik antara Jokowi dan Prabowo akan membawa ketenangan bagi masyarakat dan memastikan proses transisi yang lancar.

"Saya melihat ini sangat menenangkan bagi rakyat. Publik menyukai hubungan baik ini karena seluruh rakyat Indonesia berkepentingan menjaga agar transisi pemerintahan dari Pak Jokowi-Ma’ruf Amin ke Prabowo-Gibran berjalan dengan aman, damai, tertib, sejuk, dan tentunya mulus," kata dia.

Lebih lanjut, Ujang menyampaikan, pertemuan yang terjadi dua kali antara Presiden Jokowi dan Prabowo menjadi bukti keseriusan Prabowo dalam melanjutkan pemerintahan yang stabil.

"Apa yang dilakukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo untuk menjaga Indonesia tetap stabil dan baik-baik saja merupakan sebuah keharusan. Ini sangat positif untuk pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan," kata dia.

2. Politik adu domba bisa saja dilakukan oleh lawan politik

Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto saat ditemui usai upacara penurunan bendera di Istana Garuda IKN pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Ilman Nafi’an)

Ujang menduga masih ada pihak-pihak yang mencoba memecah belah hubungan antara Jokowi dan Prabowo. Menurutnya, upaya tersebut bisa berasal dari lawan politik yang merasa kecewa atau kalah dalam Pilpres 2024.

"Motif adu domba Jokowi-Prabowo mungkin saja dilakukan oleh lawan politik keduanya, biasanya dari pihak yang kalah atau yang tidak mendapatkan posisi. Namun, dalam konteks ini, mereka gagal. Jokowi dan Prabowo adalah politisi berpengalaman, sehingga tidak mudah dipecah belah," ujar Ujang.

3. Harap agar semua pihak bisa mendukung transisi pemerintahan

Potret Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto meninjau proyek di IKN (dok. Sekretariat Presiden)

Ujang juga berharap agar semua pihak dapat mendukung proses transisi pemerintahan dengan baik, tanpa ada gangguan yang bisa merusak stabilitas nasional. Menurutnya, transisi yang damai dan lancar adalah kepentingan seluruh masyarakat Indonesia serta menjadi perhatian dunia internasional.

"Saya masih yakin bahwa segenap bangsa Indonesia akan menjaga transisi pemerintahan agar aman, lancar, damai, dan mulus. Ini sangat penting bagi masa depan bangsa dan negara," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us