Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pidato Lengkap Megawati di Puncak Peringatan Bulan Bung Karno

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di acara Bulan Bung Karno, SUGBK, Sabtu (24/6/2023) (YouTube/PDI Perjuangan)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politiknya pada acara puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

Salah satu yang disampaikan Megawati dalam pidatonya, mengenai Indonesia sebagai negara kaya, namun belum bisa menyejahterakan rakyatnya.

"Karena Indonesia ini dimerdekakan dan kondisinya Indonesia itu adalah tumpah darah yang kaya raya. Cuma belum diapakan, belum dibagi bareng-bareng," ujar Megawati dalam pidatonya.

Dalam kesempatan itu, Megawati meminta seluruh kader PDIP agar turun ke akar rumput atau masyarakat. Megawati mengutip pernyataan ayahnya, Sukarno yang menyebut Tuhan senantiasa berada di gubuk si miskin.

“Rakyat itu akar rumput, kenapa? Karena lapangan ini (bayangkan saja) ada rumputnya, ditutupi, tapi nanti kalau dibuka, bisa cepat bertumbuh kembali. Jadi rakyat itu adalah akar rumput, itu tidak pernah bisa dipunahkan saudara-saudara, ingat itu,” kata dia.

“Karena apa kata Bung Karno, di dalam gubuknya rakyat miskin itulah energi perjuangan kepartaian berasal, dan Tuhan bersemayam di gubuknya rakyat-rakyat miskin,” kata dia.

Berikut pidato lengkap Megawati dalam acara tersebut.

1. Pidato dimulai soal Marhaen

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (IDN Times/Tata Firza)

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Salom
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
Salam Kebajikan
Rahayu
Salam Pancasila
Merdeka, Merdeka, Merdeka. Terima kasih

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menyatukan kita di tempat yang sangat bersejarah ini. Di tempat ini, pada 24 Agustus 1962, Bung Karno dengan sukses telah membuka pesta olah raga ASEAN Games dari tempat ini pula, bergelora kebangkitan bangsa-bangsa yang baru merdeka melalui sebuah penyelenggaran Games of the New Emerging Forces (GANEFO).

Hadirin sekalian, hari ini seperti tadi yang telah dikatakan oleh Mbak Puan adalah puncak peringatan Bulan Bung Karno, Juni ini bagi partai merupakan sebuah bulan yang sangat menentukan bukan saja bagi kehiduppan partai kita, tetapi juga merupakan sebuah kehidupan bagi jalannya bangsa kita, supaya kalian selalu ingat kepada sejarah, yaitu ingatlah JAS MERAH.

Hari ini adalah kembali peringatan Bulan Bung Karno sebagai yang juga telah diterangkan oleh Mbak Puan, beliau adalah pejuang sejati yang berjuang tanpa pamrih bagi Bung Karno dedication of life itu bukanlah hanya slogan tetapi dijalankan dengan seluruh jiwa raganya. Dalam perjuangan begitu panjang sampai Bung Karno diakui dunia sebagai sosok pembebas dengan konsepsi ideologinya yang berangkat dai falsafah petani yang disebut namanya Pak Marhaen.

Sering kali orang memplesetkan katanya kalau Marhaen itu adalah komunis, padahal saya sebut Bapak Marhaen, dia itu sebenarnya seorang petani, ketika Bung Karno sedang kuliah di Bandung, beliau bertemu dengan Pak Marhaen, beliau bertanya begini, "Bapak seorang petani?" (bahasa sunda) "Ya". "Tanah ini punya siapa?'", "punya abdi" , bahasa sunda 'saya' itu 'abdi'. "Kalau tanaman-tanaman ini punya siapa?" "punya abdi", "alat-alat cangkul dan lain sebagainya punya siapa?" "punya abdi". "Kalau sudah dipanen, dijual, uangnya untuk siapa?" "untuk abdi".

Setelah berpikir, merenung yang dinamakan kontemplasi panjang, maka Bung Karno merasa bahwa perjuangan ini harus seperti apa yang dimiliki oleh Pak Marhaen, dia merasa bahagia karena semuanya sudah punya, tetapi yang tidak dipunyai Pak Marhaen adalah apa? Yaitu hanya yang namanya hidup sederhana dan sekadarnya saja.

Oleh sebab itu, Bung Karno di dalam pikirannya, pasti ada yang bertanya, "kok ibu tahu?'" Lah saya kan putrinya, kalau ada yang gak percaya itu ada makamnya, saya lupa di mana tapi di daerah Bandung. Jadi kalau dikatakan saya bilang Marhaen lalu dibilang komunis.

2. Megawati beberkan peran Sukarno dalam membangun bangsa

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (IDN Times/Tata Firza)

Jadi, akhirnya di dalam mengkestrasi cara berpikirnya, maka Bung Karno melahirkan Pancasila pada 1 Juni 1945. Pada waktu yang lalu pun Pancasila sepertinya diredupkan, diplesetkan, padalah itu, makanya harus semua yang namanya anggota PDI Perjuangan itu belajar namanya lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945.

Kenapa? Karena semua pada waktu itu seluruh pemimpin bangsa itu bertemu di sebuah rapat namanya BPUPK, orang banyak yang berpidato pada waktu itu, ketika pemimpin rapat menanyakan sebenarnya yang diingikan oleh kita sebagai bangsa falsafah dasar negara yang akan kita merdekakan nanti apa?

Bung Karno menunjuk, bolehkah saya bicara. Lalu bicara panjang lebar akhirnya dengan ditepuktangani oleh seluruh anggota yang hadir pada waktu itu, dan untuk tepuk tangan berdiri itu, kalau bahasanya inggrisnya, standing ovation, itu orang gak bisa dipaksakan.

Jadi, bertepuk tangan sambil berdiri, itu sebuah tanda kehormatan yang luar biasa. Sama, ketika beliau juga membacakan pidatonya, yaitu di PBB yang disebut To Build The Word a New: Membangun Dunia Baru, itu pun mendapatkan yang namanya tepuk tangan, standing ovation, gak bisa kalau disuruh-suruh. Semuanya itu menandakan apa? Cara berpikir Bung Karno itu ternyata mendunia.

Jadi, di tangan Bung Karno politik itu bergerak ke bawah, ke bawah, ingat ke bawah, ke siapa? Ke siapa? Kurang keras (bawah). Yang saya sebut akar rumput, rakyat itu akar rumput, kenapa? Karena ini ada rumputnya ditutupi tapi nanti kalau dibuka dia cepat bertumbuh kembali jadi rakyat itu akar rumput itu tidak pernah bisa dipunahkan. Ingat itu.

Makanya ketika 17 Agustus 1945 itu saya tanya bapak saya, waktu itu sebetulnya takut apa tidak, toh masih dijajah dengan Jepang dan waktu itu Belanda dibantu sekutu masih juga. 'Ya takut', ya terus kok bapak berani, 'karena saya yakin, haqqul yaqin, setelah bunyi proklamasi ini saya dengungkan, maka yang namanya Indonesia akan menjadi sebuah negara berdaulat dan bebas aktif. Jangan lupa lho, yang rugi kalian sendiri, kalau ada yang mau mengubah-ubah itu.

Di tangan Bung Karno, politik ini bergerak dengan pendekatan yang saya katakan keberpihakan selalu harus ada kepada akar rumput, karena apa kata Bung Karno, di dalam gubuknya rakyat miskin itulah energi kepartaian berasal dan Tuhan bersemayan di gubuknya rakyat-rakyat miskin. Jadi, kalau kalian luar biasa bisa datang ke sini, coba kalau mereka mungkin mendengar, aduh kok saya gak bisa ke sana ya, kok gak bisa melihat Ibu Mega ya, coba kasihan apa ndak, ya?

Watak politik seperti inilah yang dipahami oleh PDI Perjuangan sehingga melalui Rakernas ke-III pada 6 Juni lalu, PDI Perjuangan mengangkat kembali konstitusi, ingat perintah konstitusi, ingat perintah konstitusi, bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara, itu yang nanti akan jadi pegangan kita supaya kita bisa menang kembali. Kalian siap apa tidak?

(siap)

Ah, baru saja kepanasan, suaranya kok sudah melempem, ayo satgas suaranya itu keras gitu lho. Siap?

(Siap)

Menang. (menang). Masih kurang panjang. Nanti ke mana-mana harus diomongi dengan akar rumput sama rakyat, rakyat itu sebenarnya gampang disentuh lho, artinya dia datangi, sampurasun, assalamu'alaikum terus nanti apa kesulitannya, anak-anak dirangkul, datangkan harapan kepada mereka, jadi gampang sebetulnya. Tetapi kalau gak mau turun, ya ndak akan pernah tahu. Betul apa tidak?

Ini karena tadi sebetulnya tapi saya pikir sudah disebut oleh Mbak Puan, semua yang hadir yang terhormat di sini termasuk Pak Jokowi lalu sudah dikenalkan Pak siapa ya? Yang calon kita namanya siapa?

(Ganjar)

Siapa?

(Ganjar)

Pranowo Ganjar?

(Ganjar Pranowo)

Namanya Pranowo Ganjar? Kok tumben gak salah, biasanya suka kebalik-balik. Tetapi saya juga akan memanggil nanti kalau ibu panggil mulainya anak ranting, lalu berdiri, lalu bilang siap, menang, mau apa gak? Yang di luar juga boleh ikut teriak. Anak ranting partai?

(siap menang)

ranting partai, PAC partai, DPC partai, DPD partai, DPP partai. Ehem, satgas partai, untunglah suaranya masih kencang, kamu masih sayang apa ndak sapa ibu?

(sayang)

Ah lemes, lho nanya kok malah teriak-teriak. Kamu masih sayang apa tidak sama ibu?

(sayang)

Kamu mau dengar dan jalankan dan jalankan instruksi saya apa tidak, dijalankan apa tidak?

(dijalankan)

Gak bohonhg?

(Gak)

Ini janji lho, siapa nanti yang tidak turun, ibu tahu lho, ibu tahu, sangat tahu, jadi orang yang seperti itu hanya ada dua, mundur sukarela, ehem ehem, atau nanti ada aturannya. Pasti sudah tahu

Dengan demikian kita membagi berkah kepada mereka sebagai bentuk gotong royong bangsa, komitmen partai dengan tagline ini tidak bisa dibantah oleh siapapun karena di dalamnya mengandung kebenaran ideologi keberpihakan dan visi seluruh anak bangsa.

Anak-anakku tercinta, perhatian kepada fakir miskin dan anak terlantar adalah praksis ideologi Pancasila yang harus dijabarkan secara utuh, para pendiri bangsa. Dengar, memasukkan ketentuan Pasal 34 ayat 1 di dalam UUD 1945 dengan penuh kesadaran agar tidak ada lagi kemiskinan di dalam buminya Indonesia merdeka.

Apakah ini mungkin? Saya tegaskan sangat mungkin, karena apa? Karena Indonesia ini dimerdekakan dan kondisinya Indoensia itu adalah tumpah darah yang kaya raya, cuma belum diapakan, belum dibagi bareng-bareng, karena itulah mari kita bergerak bersama dengan gampang gotong royong, menyisir ke kampung, ke kolong jembatan, cari anak yang tidak berpunya, yang yatim piatu, yang sekarang ibu pun meminta PDI Perjuangan bergerak soal stunting, mengerti ga stunting itu? Siapa yang gak ngerti?
Betul kurang gizi, akibatnya apa? Anaknya jadi kerdil, jadi cebol, yang sayangnya lagi apa, karena tidak bagus pikirannya, otaknya pun tidak baik.

Masa Pak Jokowi sudah dengan semangat kepada rakyat Indoensia tahun 2045 akan menjaid Indonesia emas, saya ketika bertemu beliau, 'pak, pak kita aja lagi ada program stanting itu mesti bener 0 pak, gak ada lagi anak bangsa ini stanting pak, gimana ini caranya'.

Ini kan banyak ya, di belakang saya ketua-ketua umum partai lho, saya belum tahu, ada yang udah mau ikut sama PDI Perjuangan, ada yang masih mikir ada yang (haha), ya nanti aja lah, nanti tanya sendiri aja, haha jangan ketawa lho ya, makanya tanya aja sendiri.

Jadi apa coba? Nah bagaimana? Banyak hal yang sebenarnya dapat kita lakukan dan bisa membuat mengangkat kemiskinan itu benar, Pak Jokowi benar itu, kemiskinan ekstrem harus dihilang ya saya nanya gimana rakyat kalau tidak bergerak semua, pimpinannya bergerak semua, kemiskinan itu harus bisa ditingkatkan, tidak adalagi korupsi di Indoensia, ya boleh dong saya ngomong, betul apa tidak?

Nah, apa toh, untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem itu bukan hanya ukuran pendapatan perhatian, namun rasa bahagia terlindungi menyangkut keadilan pekerjaan yang layak akses terhadap pendidikan sarana kesehatan kebijakan sosial negara semua itu kalau terjadi pasti apa yang dikatakan Bung Karno di gubuk-gubuk miskin itulah sebenarnya ada Allah SWT, itu pasti kelihatan rasa bahagia, karena itulah jejaring kerja sama sangat diperlukan.

Presiden Jokowi Wakil Presiden Ma'ruf, sungguh jadi kado istimewa bagi bangsa Indonesia dalam menjelang peringatan bulan Bung Karno ini UNESCO telah menetapkan tiga arsip pidato presiden pertama Dr. Ir. sebagai memory of the world yaitu, menjadi milik dunia bersama, memory of the world, jadi boleh digunakan oleh siapapun di dunia, yaitu pidato di depan konferensi Asia Afrika Bandung pada 1955. Lalu pidato To Bulid The World a New di PBB 1960 dan pidato pada KTT non blok pertama 1961.

Apa toh, pidato Bung Karno diakui dunia ini apa? Jadi, artinya kita diberi pengakuan bahwa Indonesia semakin terpanggil pada misi global ayng begitu penting, yakni menuju tata dunia baru yang bebas dari penjajahan dan terus berjuang perdamaian dunia secara abadi. Misi tersebut telah dijalankan oleh Presiden Jokowi, penetapan Indonesia sebagai poros maritim dunia, peringatan konferensi Asia Afrika 60 di bandung 2015, dan keberhasilan penyelenggaran G20 serta posisi Indonesia saat ini sebagai Ketua ASEAN sebagai bukti otentik kepemimpinan Indonesia dalam upaya ini terbukti apa? Bahwa pemikirkan geopolitik itu sampai hari ini tetap relevan. Saya percaya dengan spirit Dasa Sila Bandung dan solidaritas bangsa-bangsa melalui Gerakan Non-blok mampu menghadirkan kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

Dasa Sila Bandung itu jangan lupa itu ditandatangi 29 negara, jadi bukan kita sendiri, kepemimpinan Indonesia bagi dunia dapat dijalankan sekiranya kita menyelesaikan berbagai persoalan dalam negeri kita dengan semangat gotong royong dalam upaya ini, kesinambungan kepemimpinan nasional sangatlah penting. Atas dasar hal tersebut, maka pada 21 April 2023, saya ndak ngomong sama siapa-siapa, hanya saya jeder, bertepatan dengan Hari Lahir Ibu Kartini saya telah menetapkan saudara Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan.

Kenapa toh? Kok saya ambil Hari Kartini? Karena saya kadang-kadang kesal, lha kalau lihat sejarah peran perempuan itu walah sebetulnya sebelum merdeka. Mereka itu supaya kalian mengerti siapa toh pahlawan-pahlawan perempuan kita sebelum kemerdekaan.

Tahu gak Fatmawati Sukarno itu siapa? Ibu Fatmawati itu saipa ya? Hayo, nenek saya?

(Ibu)

Bukan, Bu Fatma itu yang melahirkan saya ini, makanya saya ini jadi perempuan yang tangguh, gitu lho, coba, betul apa gak? Betul ndak? Mantap apa tidak?

(Mantap)

Iya keren lho, aih.

3. Singgung partai politik yang belum bergabung dukung Ganjar

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (dok. PDIP)

Syukur alhamdulillah keputusan pencalonan tersebut disambut baik oleh rakyat Indonesia, makanya dengan spirit gotong royong yang kita ke depankan. Kan tadi sudah saya sampaikan, padahal kita itu sebetulnya boleh bawa calon presiden calon wakil presiden sendiri, tapi saya membuka pintu karena sifat kita adalah kekeluargaan dan gotong royong. Jadi saya katakan di belakang saya ini ada beberapa partai.

Yang sudah pasti itu ada tiga, dari PPP, Partai Persatuan Pembangunan, ayo Pak Mardiono berdiri. Beliau nomor satu (mendukung Ganjar), 'bu saya sama-sama boleh gak bu' boleh pak.

Tapi ada lagi, ini abang saya ini, desak-desak aja, dari Partai Hanura yaitu Pak OSO. Dia suka marah-marah, "kenapa kamu gak pernah ajak abang?" Ya ayo sini lah kalau mau ikut,  gitu.

Yang ketiga itu, salam dari Pak Hary Tanoe, saya kenalnya Pak Hary Tanoe, nama panjangnya Pak Hary Tanoesoedibjo dari Perindo.

Kalau di sini ada tiga (PAN, Golkar, dan PKB), itu yang saya bilang ya katakan: lagi 'mikir mikir dulu dah'. Tuh bapak-bapak kan diketawain.

Loh bener, tapi ya saya bilang gak-apa, mau ikut boleh, gak ikut ya gak apa-apa. Betul gak? Merdeka, Merdeka, Merdeka!

Ketuk setiap pintu hati rakyat, kulo nuwun, sampu rasun, pasti rakyat dengar gitu itu jatuh hatinya. Sebab, dengan tantangan tidaklah mudah diperlukan nah ini juga kasih tahu, kalau mau milih pemimpin jangan hanya lihat tampangnya. Aduh, ibu suka pusing.

Ada dulu ya, kalau, kan waktu ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang gini, aduh ibu maaf, sebetulnya saya mau milih ibu lagi, tapi saya kok kepingin milih yang ganteng, pusing kepala saya. Ya tapi ya sudah, maunya sendiri.

Jadi, ibu ini biar sudah canti kayak gini, aiihh gak diakui, salah besar, lhoh ibu sudah jelek atau cantik?

(Cantik)

Jangan bohong. Padahal ibu sudah nenek-nenek loh.

Tahu gak umur ibu berapa? Ibu nih sudah nenek-nenek, hanya karena semangat jadi masih bisa teriak-teriak. Nah, sudah, kalau kamu masih sayang ikuti saya. Nah, kalau pemimpin tuh sebetulnya mesti dilihat lahir batin, jangan fisik saja, terpeseona gitu, aih...

Diperlukan pemimpin yang berpengalaman baik di lembaga legislatif maupun eksekutif, kepemimpinan yang visioner, yang arif, bijaksana, dan memiliki rekam jejak prestasi yang baik serta mengakar. Ini yang paling penting, mengakar kepada akar rumput. Saya ingatkan, saya ingatkan, saya ingatkan, lima menit coblosnya, lima tahun ngerasain senang atau susahnya. Hati-hati loh, karena itulah gunakan hak pilihmu dengan sebaik-baiknya.

Pak Ganjar Pranowo akan terus berjuang bersama Presiden Jokowi di dalam mendayagunakan bonus demokrasi bagi percepatan kemajuan bangsa.

Pak Jokowi bilang sama saya, ibu, ini keberuntungan Indonesia, dari tahun ini 2023, 13 tahun kemudian produk demografi, demografi itu orang, rakyat, itu dari umur 16 sampai 60 adalah usia produktif, jadi bisa bekerja, belum pensiun.

Tapi kalau ruang kerjanya tidak disediakan, harus bagaimana kehidupannya? Makanya itu nanti kita genjot, kalau apa? Kalau kita menang, kita genjot, kita genjot bisa apa tidak?

Ibu sekarang sudah punya tempat monitoring, untuk itu kita mesti bangun Indonesia sebagai bangsa pelopor, bangsa pejuang, jalan kemakmuran kita wujudkan melalui sebuah revolusi mental serta penguasaan ilmu pengetauan dan kedepankan riset dan inovasi.

PDI Perjuangan yang saya pimpin ini hadir sebagai partai pelopor, satgas ini sekarang bagus begini, dulu ketika menjadi benteng saya pada masa sulit saya, kini tampil disiplin dan membanggakan, satgas partai inilah yang menjadi benteng hidup saya ketika masih zaman PDI. Partai Demokrasi Indonesia, ketika itu masa Orde Baru, susah banget, tapi ibu biar digontok gini, digontok gitu tapi ibu tetap emm... gitu lho, jadilah kalian benteng Pancasila, benteng Negara Republik Indonesia, benteng seluruh rakyat Indonesia.

Terima kasih kepada seluruh panitia, kimunitas juang Jawa Tengah. Kenapa bendera kita banteng? Ketika itu ketika kami PDI tidak boleh mengikuti pemilu. Saya heran juga kenapa gak boleh. Akhirnya saya tanya kalau mau ikut giaman ya? Ganti nama bu. Itulah supaya tahu namanya jadi PDI Perjuangan. Perjuangan gak boleh disingkat. Lalu logonya disebut banteng bulat moncong putih. kita gampang bener kasih tau akar rumput udah kasih tau aja gambar banteng, itu adalah waktu itu disayembarakan.

Lalu yang menang saudara Triawan Munaf. Mana dia orangnya? Beliau cerita bu ternyata waktu ikut ibu itu susah, ya. Waduh ke mana-mana saya diikuti intel. Saya bilang gak apa-apa, intel juga baik kok. Ini akhirnya marilah dari GBK ini kita tampilkan watak kesejatian politik yang menyatu dengan rakyat. Setelah acara ini berakhir, pulanglah ke rumah masing-masing dengan penuh semangat, sampaikan salam saya kepada semua keluargamu, sanak saudaramu, rakyat Indonesia yang tidak bisa kemari, yang tidak pernah lelah berjuang mencapai Indonesia maju sejahtera dan bermartabat.

Terus bergerak, menangkan Pemilu 2024, majulah Indonesiaku, bangkitlah bangsaku. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, kebenaran adalah selalu mau, dan mau tidak mau akan membuktikan diri bahwa dia adalah benar. Merdeka, Merdeka, Merdeka!

Terima kasih Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.I

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us