Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polemik Ceramah Pendeta Gilbert, MUI Ajak Umat Islam Memaafkan

Pendeta Gilbert Lumoindong menemui Mantan Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla untuk membahas soal potongan video yang membandingkan cara beribadah umat Islam dengan umat Kristiani (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Kerukunan Umat Beragama, Yusnar Yusuf, mengajak umat Islam untuk memaafkan pendeta Gilbert Lumoindong.

Hal tersebut disampaikan Yusnar Yusuf usai menerima Pendeta Gilbert untuk mengklarifikasi duduk perkara atas video ceramahnya yang viral di jejaring media sosial.

Yusnar mengatakan, Gilbert sudah berjanji untuk tidak kembali membanding-bandingkan ritual peribadatan yang dilakukan antara umat Islam dan Kristiani dalam ceramahnya.

“Kepada semua umat Islam untuk marilah memaafkannya karena itu seruan agama. Kita berikan maaf kepada (Pendeta Gilbert) sebaik-baiknya. Ia berjanji tidak akan membanding-bandingkan ibadah yang dilakukan umat Islam dengan umat yang lain," kata Yusnar, dikutip Jumat (19/4/2024).

1. MUI terima permohonan maaf pendeta Gilbert

MUI ajak umat Islam memaafkan pendeta Gilbert. (Dok. YouTube MUI).

Sementara itu, Wasekjen MUI Bidang Kerukunan antar Umat Beragama, KH Manan Abdul Ghani, mengatakan, MUI telah menerima dengan baik permohonan maaf yang disampaikan oleh pendeta Gilbert. Dia menyadari, siapa pun bisa berbuat kesalahan.

Menurut dia, sebagai manusia biasa, seorang pendeta juga terkadang lupa bahwa membicarakan agama lain sebagai bahan tertawaan itu merupakan tindakan yang salah.

Lebih lanjut, KH Manan mengatakan, MUI memaafkan pendeta Gilbert karena yang bersangkutan sudah berusaha melakukan tabayyun.

“(Apalagi) maafkan orang itu lebih baik daripada terus memperpanjang kegaduhan," imbuh dia.

2. Tidak ada maksud menghina umat Muslim

Pendeta Gilbert Lumoindong menemui Mantan Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla untuk membahas soal potongan video yang membandingkan cara beribadah umat Islam dengan umat Kristiani (IDN Times/Lia Hutasoit)

Pendeta Gilbert telah mengakui bahwa dirinya tidak memiliki maksud untuk menghina ritual keagamaan yang berlaku dalam agama Islam.

Terlebih, dia mengaku dibesarkan di lingkungan agama Islam. Adapun tentang video yang viral itu merupakan penggalan dari ceramahnya saat menyampaikan pidato untuk saling mengasihi.

Dia kemudian mengajak jemaatnya supaya mau belajar dari umat Muslim yang beribadah cukup dengan menunaikan salat lima waktu. Sementara umat Kristiani hanya beribadah satu seminggu sekali di gereja.

“Saya bilang bahwa ibadah orang Muslim cukup setengah mati, kenapa setengah mati? Karena berat sehari lima kali, kita orang Kristen seminggu sekali, seminggu sekalinya juga duduknya santai-santai, kalau ini (salat) ada gayanya dan gerakannya yang tidak boleh salah,” ucapnya.

Kemudian, terkait pembanding zakat, Gilbert mengaku baru mendapatkan pemahaman baru setelah bertemu Jusuf Kalla di kediaman Kalla.

Dia mengatakan, umat Kristiani memang diajarkan mengeluarkan 10 persen dari harta mereka yang miliki. Sementara umat Islam wajib mengeluarkan 2,5 persen dari sebagian hartanya. 

“Tapi setelah bicara dengan Pak JK itu salah, 2,5 persen itu cuma zakat, belum infak, belum wakaf, itung-itung lebih berat lagi,” imbuh dia.

3. Minta maaf atas kegaduhan yang timbul di medsos

Pendeta Gilbert Lumoindong menemui Mantan Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla untuk membahas soal potongan video yang membandingkan cara beribadah umat Islam dengan umat Kristiani (IDN Times/Lia Hutasoit)

Oleh sebab itu, Gilbert meminta maaf atas kegaduhan yang telah ditimbulkan di media sosial atas penggalan ceramahnya yang viral hingga menuai kecaman di kalangan umat.

Kendati begitu, sebagai pendeta dirinya mengaku tidak mungkin menebar sesuatu yang buruk untuk jemaatnya, khususnya untuk masyarakat Indonesia.

Ceramah yang ia sampaikan, kata dia, tidak lebih hanya sekadar otokritik bagi seluruh umat Kristiani untuk sama-sama belajar terhadap umat Islam.

“Jadi tidak mungkin saya menebar sesuatu yang buruk karena ini otokritik buat kita, ayo kita berbuat lebih baik kita, belajar dari saudara sepupu (umat Islam),” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us