Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polisi Terima 2.597 Laporan Kejahatan Siber, Kerugian Capai Rp24,3 M

ilustrasi kejahatan siber (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi kejahatan siber (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Sindikan menjual jaringan penipuan online di Kamboja
  • Metode berbasis AI juga digunakan untuk mencuri data pribadi korban
  • Polda Metro Jaya buat aplikasi Siber Ungkap – Anti Scam Center
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya mencatat sebanyak 2.597 laporan polisi terkait tindak pidana siber sejak Januari hingga Agustus 2025. Tercatat kerugian mencapai hingga Rp24,3 miliar.

"Bentuk penipuan daring paling dominan adalah online scam, phishing, dan pinjaman online ilegal (pinjol)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Minggu (2/11/2025).

Ia juga menjelaskan tren kejahatan siber ini meningkat signifikan pada Mei hingga Juli 2025, dengan lebih dari 800 laporan.

"Modus yang digunakan semakin canggih, mulai dari penipuan kerja paruh waktu, investasi kripto fiktif (pig butchering scam), hingga pemerasan seksual (sextortion)," katanya.


1. Sindikan menjual jaringan penipuan online di Kamboja

mengapa cambodia dibaca kamboja bukan kambodia?
Bendera negara Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Selain itu, penyidik juga mengidentifikasi jaringan internasional yang melibatkan pelaku dari Indonesia, Malaysia, dan Kamboja. Di Indonesia sendiri, sindikat mencari nominee untuk membuka rekening bank dan dompet kripto.

"Rekening itu kemudian dikirim ke Malaysia untuk dikumpulkan dan dijual kepada jaringan penipuan online di Kamboja, tempat operator menjalankan aksi penipuan berbasis server luar negeri," kata dia.

2. Metode berbasis AI juga digunakan untuk mencuri data pribadi korban

ilustrasi data pribadi bocor (freepik.com/freepik)
ilustrasi data pribadi bocor (freepik.com/freepik)

Ditressiber Polda Metro Jaya menyebut pelaku banyak memanfaatkan WhatsApp (486 kasus) sebagai platform utama penipuan, disusul Instagram (98 kasus), Facebook (66 kasus), dan e-commerce (30 kasus). Metode phishing, smishing, malware, dan deepfake berbasis AI kini juga digunakan untuk mencuri data pribadi korban.

“Kejahatan ini bukan lagi berskala lokal, melainkan terorganisir lintas negara. Para pelaku menggunakan terbaru, dari aplikasi palsu di Playstore hingga manipulasi wajah dengan deepfake,” jelas Buher.NM.EE

Dalam menekan maraknya kejahatan siber, Polda Metro Jaya membentuk Satgas Siber dengan menggandeng Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) yang dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertugas untuk menangani dan memberantas berbagai aktivitas keuangan ilegal di Indonesia.L0KKKM VCXXAWP--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Polda Metro Jaya buat aplikasi Siber Ungkap – Anti Scam Center

Ilustrasi penyidik kejahatan siber (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi penyidik kejahatan siber (pexels.com/Mikhail Nilov)

Untuk menanggulangi hal tersebut Polda Metro Jaya membuat aplikasi Siber Ungkap – Anti Scam Center, sebuah teknologi informasi terintegrasi yang dikembangkan untuk menangani secara cepat kasus penipuan online (online scam) yang terus meningkat di masyarakat.

"Aplikasi dengan domain resmi https://metrojaya.id itu menjadi sistem terpadu antara kepolisian, lembaga keuangan, dan otoritas pengawas, yang berfungsi khusus untuk menangani aduan masyarakat terkait penipuan online dan melakukan pemblokiran rekening pelaku secara cepat dan akurat," ucap Buher.

Polda Metro Jaya terus mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran investasi cepat untung, terutama yang menjanjikan hasil tinggi tanpa risiko dan tidak memiliki izin resmi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

API Tolak Gelar Pahlawan Soeharto: Upaya Rekayasa Sejarah Orde Baru

02 Nov 2025, 14:42 WIBNews