Prabowo Duga Ada yang Bayar Demo untuk Protes Kebijakan Pemerintah

- Prabowo meragukan demo tahun pertama pemerintahannya sebagai aspirasi murni, duga ada yang membayar.
- Prabowo menyinggung kekuatan asing yang ingin mengadu domba pemerintah dengan rakyat, membiayai aksi unjuk rasa.
- Prabowo tidak mempermasalahkan adanya aksi demo di Indonesia, namun harus dilakukan secara damai dan tidak anarkis.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto meragukan aksi demonstransi yang ramai terjadi di tahun pertama pemerintahannya merupakan aspirasi murni dari masyarakat. Ia menduga ada pihak-pihak tertentu yang membayar aksi demonstrasi tersebut. Purnawirawan jenderal bintang empat itu menyinggung aksi demo untuk menentang kebijakan efisiensi anggaran.
"Coba perhatikan secara obyektif dan jujur ya. Apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar? Harus obyektif dong. Pertama, ada demo melawan efisiensi (anggaran), demo katanya dana pendidikan akan dikurangi," ujar Prabowo ketika menjawab pertanyaan dari pemimpin redaksi IDN Times, Uni Lubis di kediamannya di Hambalang, Bogor pada Minggu (6/4/2025).
Ia juga menyebut pemerintah akan menghormati hak rakyat untuk melakukan demonstransi. Tapi, dengan catatan demo dilakukan secara damai.
"Demo tidak menyulut kerusuhan. Kalau bakar-bakar ban, itu bukan (demo) yang damai," kata purnawirawan jenderal bintang empat itu.
1. Prabowo singgung ada kekuatan asing yang ingin adu domba pemerintah dan rakyat

Di dalam forum pertemuan Prabowo dengan sejumlah pemimpin redaksi itu, Prabowo turut menyinggung adanya kekuatan asing yang ingin mengadu domba pemerintah dengan rakyat. Salah satu caranya dengan membiayai aksi unjuk rasa yang terjadi belakangan ini.
"Ini berlaku lazim. Data-data keluar sekarang. Pemerintahan Trump membubarkan USAID (badan Pemerintah AS yang mengelola bantuan luar negeri). Di situ ketemu bukti-bukti bahwa USAID membiayai banyak LSM-LSM di mana-mana," kata pria yang juga menjadi Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Ia mengatakan temuan USAID yang membiayai LSM termasuk LSM di Indonesia bukan rahasia. Itu merupakan informasi publik.
"Jadi, saya mengajak kita semua untuk berpikir dengan jernih. Demo itu memang hak tapi kalau demo dibuat untuk menimbulkan kekacauan dan kerusuhan, ini menurut saya melawan kepentingan nasional dan rakyat," tutur dia.
2. Prabowo minta demo dilakukan tanpa merusak fasilitas umum

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan tidak mempermasalahkan adanya aksi demo di sejumlah kota di Tanah Air. Sebab, aksi demo juga dilakukan di kota-kota dunia lainnya seperti London dan New York. Prabowo menyebut di kota-kota itu demo bisa tetap dilakukan secara damai dan tidak anarkis.
"Demo gak usah merusak (fasilitas umum). Gak usah merusak pagar, stasiun bus, terminal bus. Ini kan uang rakyat (yang dipakai untuk membangun). Boleh demo di kampus tapi jangan merusak (fasilitas) fakultas. Ini uang rakyat!" kata Prabowo tegas.
Ia juga menyebut pendekatan yang digunakan oleh personel kepolisian dalam menghadapi para demonstran berbeda. Mereka tak lagi membawa senjata untuk menghadapi aksi demo.
3. Prabowo akan catat aksi represif terhadap demonstran

Prabowo juga mengaku akan mencatat aksi represif yang dilakukan polisi kepada demonstran. Meski, ia mengaku tidak yakin aksi represif aparat kepolisian banyak terjadi.
"Masalah abusive, saya akan catat. Tapi, dari berapa ratus aksi demonstrasi, berapa kasus abusive yang terjadi?" kata Prabowo.
Ia pun mengakui masih terjadi kekeliruan dalam penanganan aksi demonstrasi oleh polisi. Prabowo berdalih karena Polri merupakan organisasi yang besar.
"Namanya manusia, namanya kadang-kadang anak muda, emosi panas dan sebagainya. Tapi, gak ada niat dari pemerintah untuk menekan (demonstran)," tutur dia.
Dari sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan personel Polri, ada dua yang disorot luas. Pertama, pengemudi ojol yang tidak ikut berdemonstrasi tetapi menjadi sasaran pengeroyokan oleh personel Polri di kolong jembatan Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan pada 20 Maret 2025. Kedua, aksi penolakan RUU TNI di Malang pada 23 Maret 2025.
Berdasarkan data dari Koordinator LBH Malang, Daniel Alexander Siagian, puluhan orang mengalami luka-luka dalam aksi demonstrasi. Daniel mengatakan ada demonstran yang mengalami luka bocor di kepala dan ditangkapi personel Polri dalam keadaan luka-luka.