Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo Sebut Permukaan Laut Jakarta Naik 5 cm per Tahun, Benarkah?

Pembangunan Tanggul Teluk Jakarta (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Pembangunan Tanggul Teluk Jakarta (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Kenaikan permukaan laut dan penurunan muka tanah adalah proses berbeda yang menyebabkan efek banjir rob di pesisir Jakarta.
  • Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah yang lebih cepat dibandingkan kenaikan laut global.
  • Laporan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) juga mencatat beberapa lokasi mengalami penurunan muka tanah ≥5 cm per tahun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menyatakan permukaan air laut meningkat sekitar 5 centimeter setiap tahun di perairan pesisir ibu kota. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Selasa (23/9/2025).

Hal itu disampaikan Prabowo dalam rangka menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sudah merasakan langsung dampak perubahan iklim. Dampak itu terlihat dari persoalan kenaikan permukaan laut.

“Dapatkah Anda bayangkan dalam 10 tahun? Dapatkah Anda bayangkan dalam 20 tahun? Karena itu, kami terpaksa membangun sebuah tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer,” ujar Prabowo

Lantas benarkah permukaan air laut di pesisir Jakarta naik 5 cm setiap tahunnya?

1. Perbedaan kenaikan permukaan laut dan penurunan muka tanah

Pembangunan Tanggul Teluk Jakarta (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Pembangunan Tanggul Teluk Jakarta (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Banyak orang sering tertukar antara kenaikan permukaan laut (sea level rise) dan penurunan muka tanah (land subsidence). Padahal keduanya adalah proses berbeda. Akan tetapi bila digabung, mereka membuat efek banjir rob di pesisir terasa lebih cepat.

Jakarta, khususnya Jakarta Utara dan wilayah pesisir mengalami penurunan muka tanah (subsidence) yang jauh lebih cepat daripada kenaikan laut global. Laju subsidence sangat bervariasi menurut lokasi. Subsidence di Jakarta pada banyak titik lebih besar daripada kenaikan laut murni, sehingga membuat permukaan laut relatif terhadap daratan naik jauh lebih cepat.

2. Penurunan muka tanah pada daratan Jakarta

Foto udara proyek reklamasi Teluk Jakarta, Sabtu (29/10/2016). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras.
Foto udara proyek reklamasi Teluk Jakarta, Sabtu (29/10/2016). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras.

Berdasarkan laporan Land Subsidence Susceptibility Mapping in Jakarta Using Functional and Meta-Ensemble Machine Learning Algorithm Based on Time-Series InSAR Data pada MDPI, subsidence berkisar 0.05–0.08 m per tahun (5–8 cm per tahun) pada banyak hotspot. Bahkan eberapa titik ekstrem tercatat sampai 20–25 cm/tahun.

Sementara itu, laporan dan kajian teknis dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2022, menyebutkan beberapa lokasi mengalami penurunan muka tanah ≥5 cm per tahun. Beberapa studi bahkan mencatat titik-titik ekstrem dengan laju yang dilaporkan sampai 20–25 cm per tahun pada kondisi tertentu.

3. Kenaikan permukaan laut sekitar Jakarta

Ilustrasi - Suasana masjid yang terendam air laut akibat banjir rob di Muara Baru, Jakarta, Senin (6/1/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Ilustrasi - Suasana masjid yang terendam air laut akibat banjir rob di Muara Baru, Jakarta, Senin (6/1/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Berdasarkan laporan dari lembaga riset lingkungan dan Bumi asal Jerman, The GFZ Helmholtz Centre for Geosciences, kenaikan permukaan laut di sekitar Jakarta tercatat 4,2 mm (0,42 cm) per tahun. Angka tersebut berdasarkan pengukuran laut lepas di sekitar Teluk Jakarta/pesisir. Ini adalah kenaikan laut murni, bukan termasuk penurunan daratan.

Angka kenaikan permukaan laut di sekitar Jakarta memang terhitung cukup tinggi dibandingkan permukaan laut global. Laporan Climate Change 2023 Synthesis Report yang dirilis IPCC, Pengamatan satelit dan laporan ilmiah menunjukkan kenaikan permukaan laut global yang mempercepat: rata-rata global sekitar 3–4 mm per tahun sejak dekade awal 2000-an.

4. Gabungan sea level rise dan subsidence

TNI Angkatan Laut memperingati puncak HUT ke-79 di perairan Teluk Jakarta pada Selasa, 10 September 2024. (Dokumentasi Dinas Penerangan TNI AL)
TNI Angkatan Laut memperingati puncak HUT ke-79 di perairan Teluk Jakarta pada Selasa, 10 September 2024. (Dokumentasi Dinas Penerangan TNI AL)

Karena gabungan dua proses berbeda ini, kenaikan permukaan air terhadap daratan di pesisir Jakarta dapat mencapai puluhan milimeter per tahun. Rentangnya sekitar 50–100 mm per tahun (5–10 cm per tahun).

Oleh karena itu, tidak tepat jika dikatakan permukaan laut sekitar Jakarta naik 5 cm setiap tahun. Sebab, kenaikan permukaan laut murni jauh lebih kecil yakni kisaran mm per tahun. Pernyataan Prabowo tersebut lebih tepat mengacu kepada penurunan muka tanah daratan pesisir Jakarta atau gabungan keduanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Prabowo Sebut Permukaan Laut Jakarta Naik 5 cm per Tahun, Benarkah?

30 Sep 2025, 23:57 WIBNews