Pramono: Ondel-Ondel Budaya Betawi, Bukan untuk Ngamen

- Budaya Betawi terbentuk dari akulturasi berbagai pengaruh, termasuk baju adat yang mengadaptasi budaya internasional dan lokal.
- Cerita rakyat harus diwariskan sebagai warisan budaya tutur agar generasi penerus tidak kehilangan jati diri.
- Pramono mendorong peningkatan literasi melalui perpustakaan publik, ruang baca di sekolah, dan taman-taman yang bercerita tentang cerita-cerita rakyat.
Jakarta, IDN Times – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, ondel-ondel bukanlah media untuk mengamen, melainkan merupakan warisan budaya asli Betawi.
Hal itu disampaikan Pramono dalam acara “Festival Storytelling Cerita Rakyat 2025: Suara Nusantara” yang digelar di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Jakarta, pada Minggu (16/11/2025).
“Saya termasuk yang berkeinginan yang namanya ondel-ondel itu tidak digunakan untuk ngamen. Tapi ondel-ondel memang kita jual untuk menjadi sesuatu budaya Betawi, budaya campuran yang dimiliki oleh Betawi,” ujarnya.
1. Budaya terbentuk akulturasi

Pramono menambahkan, budaya Betawi adalah budaya yang terbentuk dari akulturasi berbagai pengaruh. Dia mencontohkan baju adat Betawi juga mengadaptasi berbagai budaya-budaya internasional maupun budaya lokal.
"Maka kenapa kalau budaya Betawi pasti pakaiannya itu ngejreng. Karena berwarna-warna, beraneka warna, termasuk kebaya encim pun warnanya itu pasti warna yang menarik,” kata Pramono.
2. Cerita rakyat harus diwariskan

Sama halnya adat, Pramono ingin cerita rakyat menjadi pegangan penting sebagai warisan budaya tutur yang harus dijaga dan diteruskan kepada generasi penerus agar mereka tidak kehilangan jati diri.
“Saya ingin cerita-cerita itu tidak hanya menjadi legenda masa lalu. Nilai seperti kejujuran, kerja keras, gotong royong, etika, dan sopan santun harus kembali menguatkan kisah-kisah rakyat seperti Timun Mas, Sangkuriang, atau Kancil. Jika tidak berhati-hati, kita bisa kehilangan identitas,” ujarnya.
3. Dorong literasi sekolah dan taman

Pramono mendorong agar cerita rakyat dari berbagai daerah digali dan dibukukan untuk memperkaya koleksi perpustakaan di taman bacaan, sekolah, maupun RPTRA, sekaligus meningkatkan minat baca anak-anak Jakarta.
"Selain itu saya secara khusus memang berkeinginan untuk peningkatan literasi melalui penguatan perpustakaan publik, ruang baca di sekolah, di taman-taman yang bercerita tentang cerita-cerita rakyat. Ini akan kami memberikan dukungan sepenuhnya," katanya


















