Profil Muhammad Qodari, Kepala Staf Kepresidenan Kabinet Prabowo

- Profil M Qodari, pengamat politik dan pendiri lembaga survei
- Mendirikan lembaga survei Indo Barometer dan memiliki latar belakang pendidikan di bidang Psikologi Sosial
- Qodari aktif sebagai peneliti, kolumnis, dan pembawa acara di media massa sebelum menjadi bagian dari KSP
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto resmi mengangkat dan melantik Muhammad Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (17/9/2025).
Muhammad Qodari sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala KSP. Kini dia menggantikan AM Putranto yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KSP.
Qodari sebelumnya dikenal sebagai pengamat politik dan pendiri salah satu lembaga survei di Indonesia. Ia kemudian masuk ke Istana saat Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden ke-8 RI.
Dikutip dari IDN Times Sumsel, Qodari berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Ia lahir di Palembang, 15 Oktober 1973. Sebelum menjadi Wakil Kepala Staf Kepresiden RI, dia merupakan pengamat politik yang kerap melontarkan pernyataan kontroversial.
1. Profil M Qodari, memulai karier sebagai peneliti dan pengamat politik

Qodari kerap mengkampanyekan relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) pada 2022-2023. Dia juga tercatat sebagai orang yang getol menyuarakan soal perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo menjadi 3 periode.
Jauh sebelum menjadi bagian dari orang dekat Jokowi dan Prabowo, Qodari memulai kariernya sebagai peneliti dan pengamat politik. Dia bahkan sering menjadi kolumnis di media massa membahas mengenai kondisi Indonesia pasca-reformasi.
Qodari pernah aktif sebagai peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Mei 1999-September 2001. Bahkan sempat menjadi salah satu pembawa acara di dua program televisi nasional swasta untuk rubrik politik seperti "Negeri Setengah Demokrasi" dan "Suara Rakyat".
2. Mendirikan lembaga survei sendiri bernama Indo Barometer

Qodari juga pernah menjadi Chief Editor Majalah Kandidat, Campaign and Election, Agustus 2003-Juni 2004. Ia kemudian bergabung di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada November 2002-Juli 2003.
Ia juga tercatat menjadi Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), Juli 2003-Juni 2005, hingga ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif LSI pada Juli 2004-Oktober 2006.
Setelah tak lagi berjalan dengan LSI, Qodari mendirikan lembaga survei sendiri bernama Indo Barometer (IB). Sejak November 2006, Qodari menjadi Direktur Eksekutif hingga hari ini.
3. Riwayat pendidikan

Ketertarikan Qodari terhadap politik muncul saat mengambil jurusan bidang Psikologi Sosial di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) tahun 1992-1997. Setelah menempuh pendidikan Strata I (S1), Qodari melanjutkan pendidikan ke Universitas Essex, United Kingdom 2001-2002, dengan menekuni Political Behavior.
Barulalah pada 2016 dia menyelesaikan gelar doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol).