Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rapid Test Gak Akurat Tapi Masih Digunakan, Ini Jawaban Pemerintah

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan rapid test tidak digunakan sebagai diagnosis. Ia menyampaikan, rapid tes atau tes cepat hanya digunakan untuk screening di awal saja dan bukan hasil akhir.

"Rapid test digunakan hanya untuk screening, bukan untuk diagnostik. Dengan mengetes antibodi saja," ujar Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/8/2020).

1. Rapid tes masih digunakan untuk respons cepat pemeriksaan COVID-19

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Wiku menjelaskan alat rapid test digunakan untuk merespons cepat pemeriksaan COVID-19. Sementara, pemeriksaan final COVID-19 tetap hanya bisa dilakukan dengan alat PCR test.

"Rapid masih digunakan karena kita masih menghadapi keterbatasan kapasitas test untuk PCR dan swab test," jelas Wiku.

2. Wiku akui metode rapid test memiliki kekurangan

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Wiku menuturkan setiap metode pemeriksaan memiliki kekurangan, termasuk alat rapid test. Alat rapid test ini bisa memberikan hasil false negative atau false positive.

"Nah, situasi ini terjadi karena antibodi butuh waktu untuk diproduksi setelah gejala muncul, dan hasil positif dari rapid bisa menunjukkan infeksi lain juga," tuturnya.

3. Rapid test masih dibutuhkan untuk bepergian

Ilustrasi rapid test massal bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Dok. IDN Times/bt
Ilustrasi rapid test massal bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Dok. IDN Times/bt

Kendati tak akurat, Wiku menerangkan bahwa metode rapid test masih dibutuhkan di tengah pandemik. Terutama untuk syarat pelaku perjalanan dari daerah satu ke daerah lainnya.
.
"Terutama di tengah masyarakat berisiko tinggi yang sedang bepergian. Untuk izin perjalanan dan tracing," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Teatrika Handiko Putri
EditorTeatrika Handiko Putri
Follow Us