Relawan Prabowo Gelar Nonton Bareng Konten Isu Capres Tampar Wamen

Jakarta, IDN Times - Rumah Pemenangan Relawan Prabowo menggelar nonton bareng (nobar) konten Seword TV yang menyebut salah satu bacapres menampar wamen dalam rapat.
Nobar sekaligus pernyataan sikap itu akan digelar di Rumah Pemenangan Relawan Prabowo, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 16.00 WIB.
Ketua Umum Relawan Prabowo Mania 08, Immanuel Ebenezer secara khusus menyoroti pernyataan dari narator konten tersebut yang menggiring opini seakan pelaku kekerasan ialah bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.
"Dengan sangat gagah dan sesekali mengeluarkan tawa berbentuk ejekan, pemuda berbakat yang mengenakan kaos banteng berwarna merah ini dengan gaya yang menarik terlihat sangat leluasa berbicara dengan meyakinkan bahwa Prabowo melakukan penamparan dan pencekikan terhadap wakil menteri," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (19/9/2023).
1. Relawan Prabowo sebenarnya enggan terlalu banyak berkomentar

Pria yang akrab dipanggil Noel itu menegaskan, sebenarnya Rumah Pemenangan Relawan Prabowo tak ingin mengomentari polemik tersebut. Menurut dia, tudingan yang tak terbukti kebenarannya itu memang sering ditujukan kepada Prabowo.
Namun Noel merasa, kebohongan publik semacam itu harus segera diberantas untuk meminimalkan potensi perpecahan jelang gelaran Pemilu 2024.
"Kami merasa perlu menyampaikan ke publik bahwa kebohongan-kebohongan seperti ini jangan terulang lagi dalam berdemokrasi, jangan menghalalkan segala cara, sudah harus lebih baik dan lebih dewasa dalam berpolitik dan berkompetisi," ucap dia.
2. Jokowi tanggapi soal isu capres tampar wamen

Presiden Joko "Jokowi" Widodo tersenyum ketika ditanya mengenai isu calon presiden (capres) menampar dan menyekik wakil menteri saat rapat terbatas (ratas). Jokowi memastikan peristiwa itu tidak terjadi.
"Setahu saya tidak ada peristiwa seperti itu, masa nyekek," ujar Jokowi di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).
Jokowi menambahkan, isu yang menyudutkan capres tertentu kerap muncul pada tahun politik. Eks Gubernur DKI Jakarta itu meminta masyarakat berhati-hati menerima informasi.
"Memang tahun politik itu banyak berita-berita seperti itu, tolong di-cross check, di-cross check kebenarannya jangan diterima mentah-mentah setiap ada berita," kata dia.
3. Kabar bacapres yang juga menteri aktif tampar wamen

Sebagaimana diketahui, sebuah video menampilkan narator bernama Alifurrahman Asyari viral di media sosial. Alifurrahman mengeklaim mendengar seorang menteri aktif yang juga maju menjadi capres telah mencekik dan menampar wakil menteri jelang rapat kabinet di Istana. Kabar itu juga dibagikan akun media sosial Twitter @Seword.
Alifurrahman menyebut tidak menyebar kebohongan karena orang yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut menceritakan ulang kepadanya.
"Jadi, di rapat kabinet, ada capres yang masih aktif jadi menteri mencekik wakil menteri. Itu rapatnya belum mulai. Sebelumnya, katanya ditampar," ungkap Alifurrahman seperti dikutip dari YouTube.
Ia menyebut dalam situasi tersebut beberapa menteri lain dan staf ikut melerai pertengkaran itu. Meskipun, kata dia, wamen itu hingga saat ini tidak terima dengan perlakuan tersebut.
"Cerita ini saya dengar 10 hari lalu dan saya dapat ceritanya dari informan yang ikut hadir di rapat itu. Dia salah satu staf yang ikut hadir," tutur dia.
Meski begitu, katanya, staf tersebut melarangnya untuk mengisahkan ulang kejadian tersebut. Namun, cerita itu malah akhirnya viral di aplikasi WhatsApp.
Lebih lanjut, di dalam videonya, Alifurrahman mengatakan capres yang juga masih menjabat menteri itu melakukan tindak kekerasan kepada wamen karena merasa pekerjaannya tidak dibantu. Padahal, ada tugas dari presiden yang mengharuskan capres tersebut untuk bekerja dengan lintas kementerian.
"Menurut kacamata dia, ada satu pekerjaan yang tidak dibantu oleh kementerian terkait. Jadi, ada satu amanah dari presiden untuk si capres, lalu kemudian itu menjadi pekerjaan lintas kementerian tapi kementerian terkait tidak ikut membantu. Sehingga, program atau amanah dari presiden ke si capres akhirnya gagal," kata dia.
Ujungnya presiden mempertanyakan mengapa program tersebut bisa gagal. Semula, capres tersebut merasa tersinggung dengan menteri yang enggan membantunya itu.
"Akhirnya dia menunggu-nunggu momen untuk bisa bertemu menteri itu. Tetapi, saat rapat menteri terkait gak hadir. Yang hadir hanya wakil menterinya. Jadi, dia merasa emosi. Sehingga, emosi dan kemarahannya dilampiaskan ke wamennya," tutur dia.
Alhasil, kata Alifurrahman, terjadilah peristiwa penamparan dan pencekikan di ruang rapat kabinet. Wamen yang bersangkutan ujarnya tidak pernah menceritakan peristiwa itu kepada siapa pun.
Di video itu, Aliffurrahman memang tidak menyebut identitas capres tersebut. Namun, dengan menyebut capres yang kini masih menjabat sebagai menteri aktif, maka dugaan itu merujuk kepada Prabowo. Apalagi di video itu, Aliffurahman juga menyebut capres tersebut juga memiliki rekam jejak di masa lalu pernah melakukan penculikan.