RI Catat Tingkat Kematian Tertinggi di ASEAN, Capai 9,1 Persen

Jakarta, IDN Times - Indonesia kini menjadi negara dengan prosentase tingkat kematian tertinggi virus corona tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Data pada (4/4) yang diolah dari situs worldometer.info pukul 14:00 WIB menunjukkan case fatality rate (CFR) COVID-19 Indonesia mencapai angka 9,1 persen. Bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara, maka angka prosentase itu tergolong sangat tinggi.
Bila diperhatikan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya bahkan CFR nya tidak lebih dari 5 persen. Tak heran bila CFR di Indonesia membetot perhatian publik.
Sebagai catatan, CFR diperoleh dengan rumus total angka kematian dibagi total angka kasus dan dikali 100 persen. Berikut data lengkap yang diolah IDN Times.
1. Melesat jauh, CFR Indonesia berada di 9,1 persen

Berdasarkan data yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan pada (3/4), maka jumlah pasien yang meninggal di Indonesia mencapai 181 orang. Sementara, total kasus di Indonesia hingga kemarin mencapai 1.986 kasus. Dari angka-angka itu lah muncul CFR 9,1 persen untuk Indonesia.
Di bawah Indonesia, Myanmar adalah negara dengan CFR tertinggi kedua di ASEAN yaitu, 5 persen. Myanmar memiliki satu angka kematian dari 20 total kasus.
2. Malaysia adalah negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di Asia Tenggara

Sementara, untuk jumlah kasus virus corona terbanyak nomor satu di ASEAN diduduki oleh Malaysia. Sejak pengumuman kasus pertamanya, Malaysia kini telah memiliki 3.333 kasus. Sementara, jumlah pasien yang meninggal di sana mencapai 53 orang.
Walaupun demikian, Malaysia memiliki CFR yang tertinggi ke empat di ASEAN dengan angka 1,5 persen.
3. Urutan CFR akibat virus corona di negara-negara ASEAN

Berikut ini daftar negara di kawasan Asia Tenggara dengan data CFR akibat virus corona. Peringkatnya sudah IDN Times susun:
- Indonesia : 9,1 persen (1.986 kasus, 181 meninggal dunia)
- Myanmar : 5 persen (20 kasus, 1 meninggal dunia)
- Filipina : 4,5 persen (3.018 kasus, 136 meninggal dunia)
- Malaysia : 1,5 persen (3.333 kasus, 53 meninggal dunia)
- Thailand : 0,96 persen (2.067 kasus, 20 meninggal dunia)
- Brunei : 0,7 persen (134 kasus, 1 meninggal dunia)
- Singapura : 0.5 persen (1.114 kasus, 6 meninggal dunia)
- Vietnam : 0 persen (239 kasus, 0 meninggal dunia)
- Kamboja : 0 persen (114 kasus, 0 meninggal dunia)
- Laos : 0 persen (10 kasus, 0 meninggal dunia)
- Timor Leste : 0 persen (1 kasus, 0 meninggal dunia)
4. Pemerintah tidak berpatokan kepada angka CFR untuk menghitung keganasan suatu penyakit

Sementara, ketika diwawancarai secara khusus oleh IDN Times pada (1/4), juru bicara penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto mengaku tidak terlalu menggunakan data CFR sebagai patokan untuk menilai keganasan suatu penyakit. Sebab, angkanya dari hari ke hari selalu dinamis.
Ia mengaku lebih fokus kini kepada pendataan pasien yang terkonfirmasi positif tertular virus corona usai dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
"Data ini kan dinamis dan tidak bisa digunakan untuk menghitung keganasan suatu penyakit. Prosentase itu kan untuk mengukur keganasan penyakit, wah ganas banget nih COVID-19. Saya meyakini masih kasus pasien positif COVID-19 lainnya yang belum tertangkap (oleh pemerintah)," tutur dia di kantor IDN Media HQ.