Riset: Pembelajaran Digital dan Konvensional Saling Mengisi

- Enuma Indonesia riset persepsi pengguna aplikasi pembelajaran digital
- Studi fokus pada efektivitas dan pandangan orang tua serta guru
- Pentingnya penyesuaian konten dengan kurikulum nasional dalam pengembangan aplikasi
Jakarta, IDN Times - Direktur Enuma Indonesia, Juli Adrian menyampaikan hasil studi riset tentang persepsi pengguna aplikasi pembelajaran digital dalam acara Lokakarya yang digelar di Artotel Gelora Senayan, Kamis (14/11/2024). Riset ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan pandangan orang tua serta guru dalam menggunakan alat pembelajaran digital.
Menurut Adrian, salah satu temuan menarik dari riset tersebut adalah pandangan tentang pembelajaran digital dan konvensional yang selama ini sering diperdebatkan, terutama pascapandemik COVID-19.
"Dari riset ini kita tahu bahwa sebenarnya nggak perlu dipisahkan antara konvensional atau digital. Itu nggak perlu jadi pilihan. Kan itu bisa saling mengisi. Daripada pakai kata atau, lebih bagus pakai kata dan," ujarnya.
1. Evaluasi berkelanjutan untuk pengembangan aplikasi

Studi yang dilakukan Enuma Indonesia merupakan kelanjutan dari evaluasi tahun sebelumnya yang berfokus pada hasil pembelajaran. Tahun ini, fokus penelitian beralih pada persepsi pengguna untuk pengembangan lebih lanjut.
"Tahun lalu itu kami coba melihat hasil pencapaian belajarnya. Kalau sudah dipakai di sekolah itu hasil belajarannya meningkat atau nggak sih? Efektif atau nggak sih?" jelas Adrian. Ia menambahkan bahwa hasil riset ini akan menjadi masukan untuk perbaikan berkelanjutan.
2. Pengembangan konten sesuai kurikulum nasional

Enuma Indonesia memiliki tim pengembangan yang kuat di Seoul dengan 150 staf, namun tetap mempertahankan prinsip lokalisasi dalam pengembangan kontennya. Adrian menegaskan pentingnya penyesuaian dengan kurikulum nasional.
Dalam pengembangan aplikasinya, Enuma Indonesia tidak mengadopsi mentah-mentah konten dari luar negeri. Perusahaan melakukan adaptasi konten dengan berkonsultasi pada ahli pendidikan dan Kemendikbud untuk memastikan kesesuaian dengan Kurikulum Indonesia yaitu, Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.
3. Rencana pengembangan konten baru

Tim pengembangan Enuma sedang mempersiapkan konten-konten baru yang akan melengkapi tiga mata pelajaran yang sudah ada. Adrian mengungkapkan kemungkinan penambahan materi pembelajaran sosial dan emosional.
"Sekarang ini kami sedang mengerjakan untuk naik level, lebih tinggi. Tetapi ke depannya tidak tentu kemungkinan bisa ke pelajaran lain juga. Misalnya social science. Tadi kan salah satu yang menurut Ibu Itje itu social emotional sangat penting. Mungkin bisa jadi social emotional itu adalah pelajaran kita berikutnya," ungkapnya.
4. Fokus pada literasi dan numerasi

Adrian menekankan bahwa tujuan utama Enuma tetap pada peningkatan literasi dan numerasi anak Indonesia. Namun, ia mengingatkan bahwa ini bukan tugas satu pihak saja.
"Saya ingin mengajak orang tua dan guru itu untuk lebih memperhatikan pentingnya literasi dan numerasi untuk anak. Apapun medianya, apapun sumbernya, apapun darahnya," tegasnya.
"Sebagai orang tua, sebagai guru itu coba cari tahu betapa pentingnya literasi dan numerasi bagi perkembangan anak mereka nantinya ke depan," tambahnya.