Saat Panglima TNI Temui Keluarga Prajurit yang Gugur di Banjir Sumatra

- TNI AD distribusikan bantuan lewat udara dengan Helikopter MI-17 VS
- Bantuan logistik didistribusikan ke Kota Langsa, Aceh Timur menggunakan helikopter MI-17 VS.
- Langkah respons cepat atas terputusnya akses darat dan keterbatasan distribusi kebutuhan dasar di sejumlah titik.
- Panglima TNI evaluasi metode airdrop dengan helibox
- Panglima TNI memperbaiki metode distribusi melalui udara dengan menggunakan helibox untuk mencegah kerusakan bantuan.
- Metode distribusi bantuan dengan airdrop sudah dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih terisol
Jakarta, IDN Times - Suasana haru terlihat di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatra Barat pada Senin, 1 Desember 2025. Ketika itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menemui keluarga tiga prajurit TNI yang gugur ketika membantu evakuasi korban banjir dan longsor di Padang Panjang.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah mengatakan, dalam pertemuan itu Agus turut menyerahkan santunan kepada para keluarga almarhum. "Penyerahan santunan itu merupakan wujud perhatian dan penghormatan atas pengabdian para prajurit," ujar Freddy di dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).
"Mereka gugur ketika tengah membantu penanganan banjir di kawasan Jembatan Kembar Silaing," imbuhnya.
Ada tiga prajurit TNI yang gugur pada 27 November 2025 lalu. Mereka adalah Pelda Yudi Gusnaldi (Subdenpom 5/XX), Serda Robi (Kodim 0307/Tanah Datar) dan Prada Zeni Marpaung (Subdenpom 5/XX). Santunan dari Panglima TNI, kata Freddy, menjadi wujud penghormatan negara atas dedikasi dan pengabdian para prajurit yang menunaikan tugas hingga akhir demi keselamatan rakyat.
1. TNI AD distribusikan bantuan lewat udara dengan Helikopter MI-17 VS

Sementara, di sejumlah titik masih terisolir dan belum terjangkau bantuan. Itu sebabnya distribusi bantuan lewat udara menjadi hal yang penting.
TNI Angkatan Darat (AD) mengerahkan MI-17 VS untuk mendistribusikaan bantuan logistik ke Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur pada Selasa kemarin. Total ada 1,5 ton bantuan berupa makanan dan obat-obatan yang diberangkatkan dari Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh.
Langkah itu dilakukan sebagai respons cepat atas terputusnya akses darat. Selain itu, distribusi kebutuhan dasar di sejumlah titik masih terbatas.
"Helikopter MI-17 VS dengan nomor registrasi HA-5157 dipilih karena kemampuan angkut besar dan keandalannya dalam operasi kemanusiaan jarak menengah," kata Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Joko Hadi Susilo di dalam keterangan tertulis pada Selasa, 2 Desember 2025.
Ia menambahkan, jenis bantuan yang didistribusikan mencapai berat total 1,5 ton yang terdiri dari makanan siap saji Eprokal, vitamin, obat-obatan esensial, dan perlengkapan kesehatan yang telah dikemas oleh personel Kodam Iskandar Muda.
2. Panglima TNI evaluasi metode airdrop dengan helibox

Di sisi lain pendistribusian bantuan melalui udara tak selalu berjalan mulus. Ada sejumlah bantuan yang rusak karena cara penyampaian ke masyarakat dengan cara dilempar. Alhasil, ada bantuan yang tercecer ke tanah.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pun menyadari adanya kritik dari masyarakat terkait metode airdrop seperti itu. Agus kemudian memperbaiki metode distribusi melalui udara.
Salah satu langkah perbaikan dari metode airdrop sebelumnya yakni menggunakan helibox kemudian didistribusikan kepada warga. "Barang atau bantuan dijatuhkan dari pesawat dalam boks-boks pakai baling-baling. Sehingga saat jatuh ke tanah, bantuan tidak hancur. Selain itu, menggunakan payung udara. Bantuan didrop menggunakan Hercules C-130," ujar Agus ketika memberikan keterangan di posko bantuan bencana Sumatra di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).
Metode distribusi bantuan dengan airdrop sudah dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih terisolir. Selain itu, ada pula metode carry delivery system (CDS) dengan menggunakan pesawat CN-295 dan Hercules.
Ia pun menjelaskan soal bantuan yang didistribusikan hancur terkait dengan instruksinya kepada personel di lapangan. Jenderal bintang empat itu berpesan kepada para prajurit agar tetap menjaga keamanan personel dan alutsista yang digunakan.
"Sebab, di Padang ada tiga personel, dua dari POM dan satu dari Babinsa, saat melakukan penanganan bencana terbawa arus. Beberapa hari kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata pria yang pernah menjadi KSAD itu.
3. Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra tembus 770 jiwa

Sementara, berdasarkan data terbaru BNPB pada Rabu (3/12/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra sudah menembus angka 770 jiwa. Data itu merupakan informasi yang dikumpulkan hingga pukul 17.00 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, sebanyak 463 jiwa masih dalam pencarian.
"Secara total korban meninggal yang sudah tervalidasi dan terverifikasi, itu 770 jiwa dan korban hilang masih dalam pencarian 463 jiwa," kata dia dalam jumpa pers yang disiarkan dari Aceh.
Adapun korban meninggal terbanyak tercatat di Sumatra Utara (Sumut) dengan jumlah 299 jiwa. Kemudian diikuti Aceh sejumlah 277 jiwa, dan Sumatra Barat (Sumbar) 111 jiwa.
"Untuk Provinsi Aceh per hari ini, korban meninggal 277 jiwa. Sedangkan yang dilaporkan masih hilang dan dalam pencarian itu 193 jiwa," tutur dia.


















