Jelang Sidang Vonis, Aman Abdurrahman Tetap Ngaku Gak Bersalah

Tapi, kalau ingin dijatuhi hukuman mati ia mempersilakan

Jakarta, IDN Times - Terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman alias Oman Rochman esok akan menghadapi momen paling penting di dalam hidupnya. Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan akan menjatuhkan vonis terhadap Aman pada Jumat, 22 Juni sekitar pukul 09:00 WIB. 

Khusus untuk sidang vonis esok, polisi semakin memperketat pengamanan bagi Aman. Kapolres Jakarta Selatan, Kombes (Pol) Indra Jafar mengaku akan mengerahkan 378 personel kepolisian, termasuk penembak jitu. 

"Nanti akan ada sejumlah penembak jitu untuk mengawasi titik-titik yang dianggap rawan. Sniper itu gak akan ragu menembak kalau ada yang mencurigakan," ujar Indra saat dikonfirmasi oleh media pada hari ini. 

Bahkan, bagi wartawan yang meliput esok, polisi melarang ada siaran langsung. Mereka juga melarang jurnalis membawa kamera, alat perekam dan ponsel. Standar pengamanan kali ini lebih ketat dibandingkan sidang sebelumnya. Sebab, pada sidang sebelumnya, media masih diizinkan melakukan peliputan langsung. 

Lalu, bagaimana tanggapan Aman? Siapkah ia menghadapi sidang vonis yang diputuskan oleh hakim? 

1. Aman tetap mengaku gak terlibat serangan teror bom Thamrin

Jelang Sidang Vonis, Aman Abdurrahman Tetap Ngaku Gak BersalahIDN Times/Fitang Aditia Budhi

Kuasa hukum Aman Abdurrahman, Asludin Hatjani, mengatakan hingga kali terakhir bertemu kliennya, pimpinan Jamaah Anshar Daulah (JAD) itu tetap mengaku gak bersalah dan gak terlibat dalam serangan teror bom Thamrin. Pernyataannya masih tetap sama seperti yang ia sampaikan ketika sidang nota pembelaan digelar.

"Ia mengatakan silakan dihukum dengan hukuman apa saja, tapi ia gak bertanggung jawab terhadap serangan teror bom Thamrin dan lain-lain," ujar kuasa hukum Aman, Asludin Hatjani ketika dihubungi IDN Times pada Kamis malam (21/6).

Namun, ia gak menepis kalau kliennya memang setuju dengan konsep pembentukan khilafah. Lagipula sejak awal persidangan, menurut Asludin, tidak ada satu pun saksi yang menyatakan Aman terlibat dalam berbagai serangan teror bom seperti yang tertulis di dalam dakwaan.

"Kalau mengajak untuk hijrah ke Suriah itu memang benar. Memang ada saksi yang mendukung dan ia sendiri mengakui," kata dia.

2. Aman gak pernah mengajarkan untuk berbuat teror di Indonesia

Jelang Sidang Vonis, Aman Abdurrahman Tetap Ngaku Gak Bersalah DIKAWAL. Pimpinan JAD Aman Abdurrahman dikawal polisi saat hendak memasuki PN Jakarta Selatan, 15 Februari 2018. Foto oleh Bay Ismoyo/AFP

Menurut Asludin, selama ini kliennya gak pernah sekali pun mengajarkan agar melakukan serangan teror di Indonesia. Kalau selama ini para pengikutnya ada yang menanggapi demikian, maka itu merupakan kekeliruan mereka dalam mengkaji ajaran Aman.

"Karena kalau dipelajari di tulisan-tulisan Beliau, gak ada yang mengarah ke sana. Semuanya mengarah agar membantu perjuangan khilafah di Suriah dan inti kepercayaan masalah tauhid serta khilafah tersebut," tutur dia.

Hal itu sudah dibuktikan ketika Aman menentang aksi amaliyah di tiga gereja di Surabaya beberapa waktu lalu. Aman mengatakan serangan teror semacam itu gak diajarkan di dalam Islam. Apalagi ditambah dengan mengajak anggota keluarga sebagai pengebom bunuh diri.

Sekali lagi Asludin menegaskan kliennya gak pernah mengajarkan orang lain untuk melakukan serangan teror di Indonesia. Karena kepercayaannya yang tinggi kepada khilafah, ia sempat membuat wadah untuk mengirimkan orang ke Suriah.

"Kalau kemudian ada yang terinspirasi dari ajaran Ustaz Oman ya itu tergantung dari orang yang melakukan. Tetapi, kami gak bisa menghubungkan ke sana (berbuat teror usai mendengar ceramah Aman)," tutur dia.

3. Aman sempat dikunjungi keluarga sebelum Lebaran 

Jelang Sidang Vonis, Aman Abdurrahman Tetap Ngaku Gak BersalahAFP PHOTO/Bay Ismoyo

Asludin mengatakan ini bukan kali pertama ia mendampingi Aman terlibat dalam kasus hukum tindak pidana terorisme. Tetapi, khusus kali ini, Aman gak mau menandatangani surat kuasa.

"Karena sejak awal kan memang dia gak mengakui adanya peradilan ini. Dia merasa telah dizalimi oleh pemerintah disebut melakukan teror padahal tidak," tutur dia.

Kendati demikian, status Asludin sebagai kuasa hukum Aman tetap sah. Sebab, pengadilan telah menunjuknya untuk mendampingi Aman. Aman pun gak masalah didampingi oleh Asludin.

"Komunikasi kami selama ini lancar. Bahkan, saya ikut mendampingi saat sebelum Lebaran lalu, Ustaz Aman sempat dijenguk oleh istri dan anaknya di rutan Mako Brimob," kata dia.

Asludin menjelaskan tidak ada raut wajah sedih di anggota keluarga Aman. Padahal, ia bisa saja dijatuhi vonis hukuman mati oleh majelis hakim.

"Ustaz Aman malah banyak bercanda dengan anak dan istrinya. Mereka cukup lama bercengkerama," katanya lagi.

4. Tidak tahu kalau Aman sempat didekati pemerintah agar kembali ke NKRI

Jelang Sidang Vonis, Aman Abdurrahman Tetap Ngaku Gak BersalahANTARA FOTO/Galih Pradipta

Yang menarik, Alsudin mengaku gak tahu kliennya sempat didekati oleh pemerintah agar kembali cinta NKRI. Upaya persuasif pemerintah itu dengan mendatangkan Kepala Pusat Penelitian dan Kekerasan Politik Singapura, Rohan Gunaratna pada Desember 2017.

Hal itu terungkap ketika Aman membacakan nota pembelaannya pada 25 Mei lalu. Pengajar berkebangsaan Sri Lanka itu mencoba menyadarkan Aman agar ia meninggalkan ideologi ekstrimis dan minatnya terhadap teroris di Timur Tengah. Rohan juga mengatakan daripada berbuat teror, lebih baik ia bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan hidup harmonis dengan seluruh rakyat Indonesia.

"Saya kira dia sendiri yang tahu (pernah didekati oleh Pemerintah Indonesia)," kata Asludin.

Topik:

Berita Terkini Lainnya